Minim Katalis, Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Cenderung Naik

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 29 September 2016 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri.

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 1,2 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 7 - 11 tahun.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan sebesar 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 3 - 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5 - 7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 4 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan, berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 5 - 40 bps.

Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (30/9/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menjelaskan, dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka harga Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami penurunan berturut - turut sejak hari Rabu 28 September 2016.

Menurutnya, koreksi harga tersebut terjadi di tengah tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang didukung oleh meningkatnya pendapatan negara dari hasil amnesti pajak.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kami melihat koreksi harga Surat Utang Negara didorong oleh faktor pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung setelah harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 27 September 2016,ââÅ¡¬ terangnya.

Walhasil, adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 3 bps pada level 6,762% untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, sebesar 5 bps di level 6,954% untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun, dan masing - masing sebesar 2 bps untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun di level 7,229% dan 7,347%.