ANALIS : Cermati Sentimen Global
Pasardana.id - Bursa Wall Street kembali ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -1.94% pada level 18,143.45, S&P 500 tercatat melemah -0.93% pada level 2,151.13 dan Nasdaq tercatat melemah -0.93% pada level 5,269.16.
Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, Jumat (30/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan, pelemahan Bursa Wall Street dibebani sektor finansial dan sektor kesehatan, dimana pada sektor finansial terjadi kekhawatiran bahwa terjadi penarikan dana oleh nasabah di Deutsche Bank AG dan diperkirakan akan berdampak sistemik tehadap perbankan di Amerika Serikat. Sedangkan pelemahan sektor kesehatan terjadi setelah pelaku pasar berekspektasi adanya pengetatan regulasi di sektor kesehatan dan hal tersebut dapat menggerus laba sektor kesehatan.
Di sisi lain, lanjut dia, sektor energi masih mencatatkan penguatan terdorong penguatan harga minyak dunia, setelah OPEC setuju memangkas produksi output minyak untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia.
Lebih lanjut dijelaskan, data ekonomi Amerika Serikat tercatat bervariasi, namun cukup positif dari pertumbuhan GDP Amerika Serikat Final yang tercatat sebesar 1.4% QoQ pada kuartal II 2016, lebih tinggi dari kuartal I 2016 yang tercatat sebesar 0.8% QoQ. Initila Jobless Claims tercatat mengalami peningkatan menjadi 254,000, lebih tingggi dari pekan lalu yang tercatat sebesar 251,000, dan Pending Home Sales bulan Agustus tercatat mengalami pelemahan -2.4% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1.2% MoM.
Adapun harga minyak mentah dunia tercatat terus mengalami penguatan, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +1.36% pada level 47.69 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.78% pada level 49.07 USD/barel. Penguatan berlanjut terjadi setelah pertemuan OPEC di Aljazair sepakat untuk memangkas output produksi minyak mentah dunia.
Sementara itu, dari dalam negeri, realisasi dana tebusan Tax Amnesty di pagi hari ini 30 September 2016 tercatat sebesar Rp 79.8 Triliun dan telah mencapai 48.36% dari target pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun. Apabila target sebesar Rp 165 Triliun tersebut dibagi sesuai periode Tax Amnesty yang ada maka target setiap Periode adalah sebesar Rp 55 Triliun, dan sesuai target tersebut maka pencapaian uang tebusan saat ini sudah lebih tinggi dari target Rp 55 Triliun dan harta yang dideklarasikan telah mencapai Rp 3,198 Triliun atau sebesar 79.95% dari target pemerintah yang sebesar Rp 4,000 Triliun. Untuk Repatriasi hingga saat ini mencapai Rp 131 Triliun atau sebesar 13.20% dari target pemerintah yang sebesar Rp 1,000 Triliun.
"Pencapaian Tax Amnesty diatas telah sesuai dengan ekspektasi pemerintah dan telah melebihi ekspektasi kami, dimana kami memperkirakan pada periode pertama, pencapaian uang tebusa Tax Amnesty hanya mencapai Rp 60 Triliun," jelas Putu.
"Pencapaian ini terbilang cukup memuaskan karena hanya dengan 1 periode saja, deklarasi harta telah mencapai 79.95%, maka pada disisa dua periode Tax Amnesty, kami memperkirakan target pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun untuk dana tebusan akan tercapai, demikian juga untuk deklarasi harta. Tetapi untuk repatriasi seperti yang terlihat akan cukup sulit untuk mencapai target," terangnya.
Sementara itu, pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin cukup fluktuatif, tetapi masih berada pada zona positif. Apabila dilihat pada perdagangan harian, sejak sesi II hingga akhir sesi perdagangan, IHSG terus mengalami pelemahan hingga ditutup hanya menguat +0.122% di level 5,431.957. Tetapi Investor Asing melakukan net buy dalam jumlah yang cukup besar yaitu Rp 938 Milyar.
"Berdasarkan data fundamental yang ada, dimana pencapaian Tax Amnesty pada periode I telah sesuai dengan ekspektasi, maka kami masih memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dalam range target Pemerintah, dan hal tersebut akan berdampak positif bagi IHSG kedepannya," ujar Putu.
Walaupun begitu, sambung dia, pergerakan IHSG pada hari ini tetap akan mencermati jatuhnya Bursa Wall Street sebagai akibat dari permasalahan keuangan yang dialami Deutsche Bank AG.
"Pada hari ini, IHSG diperkirakan cukup berfluktuasi dan mengalami konsolidasi pada range harga 5,380 - 5,480," pungkasnya.

