ANALIS : Investor Menunggu Hasil Akhir Periode Pertama Dari Program Tax Amnesty

foto : istimewa

Pasardana.id - Bursa Wall Street kembali ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.91% pada level 18,094.83, S&P 500 tercatat melemah -0.86% pada level 2,146.10 dan Nasdaq tercatat melemah -0.91% pada level 5,257.49.

Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (27/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa, pelemahan Bursa Wall Street terjadi karena beberapa faktor, diantaranya penantian debat calon Presiden untuk pertama kalinya dan penurunan saham Deutsche Bank AG karena spekulasi bahwa bank terbesar dari Jerman tersebut sangat membutuhkan penambahan modal, tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan bahwa pasar tidak perlu berspekulasi atas bantuan pemerintah dalam penambahan modal Deutsche Bank AG, karena pada dasarnya Pemerintah Jerman akan mengesampingkan usul bantuan tersebut.

Ditambahkan, faktor yang menjadi pemicu turunnya Bursa Wall Street juga datang dari data Penjualan Rumah Baru Amerika Serikat tercatat sebesar 609,000 pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 659,000.

"Penurunan penjualan kembali terjadi yaitu sebesar -7.6% MoM, jauh lebih rendah dari bulan Juli yang tumbuh sebesar 13.8% MoM," terang Putu.

Adapun harga minyak mentah dunia tercatat mengalami penguatan atau technical rebound, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +2.65% pada level 45.66 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +2.53% pada level 47.05 USD/barel. Tetapi apabila dilihat sejak akhir pekan lalu, harga minyak tercatat stagnan, karena pada akhir pekan lalu mencatat penurunan tajam dan pada perdagangan kemarin, kembali pada posisi semula.

"Penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin didukung oleh Arab Saudi yang menawarkan untuk memotong output produksi pada rapat OPEC pekan ini, walaupun Arab Saudi sendiri tidak berekspektasi lebih bahwa kesepatakan akan terjadi," jelas Putu.

Sementara itu, dari dalam negeri, penerimaan pajak hingga 25 September 2016 baru mencapai 52,3% yaitu sebesar Rp 729.7 triliun dari total target penerimaan pajak 2016 sebesar Rp 1,355.2 triliun. Hasil tersebut lebih baik dari bulan September 2015 yang tercatat sebesar Rp 660.12 Triliun, tetapi angka yang diraih hingga bulan September ini merupakan penambahan dari hasil Tax Amnesty, artinya penerimaan pajak normal tanpa Tax Amnesty sangat kecil dan jauh dibawah ekspektasi Pemerintah.

"Hal ini terlihat wajar, mengingat sejak awal tahun pemerintah memberikan berbagai stimulus fiskal berupa pemangkasan pajak, sehingga berimbas pada penerimaan pajak Negara, tetapi kebijakan tersebut akan berdampak positif bagi daya beli masyarakat, sehingga dapat menopang sektor konsumsi dan memacu pertumbuhan GDP," jelasnya.

Adapun mengenai perkembangan realisasi Tax Amnesty, dimana sampai hari ini tercatat uang tebusan mengalami peningkatan sebesar Rp 4.1 Triliun atau meningkat sebesar 9.72% menjadi Rp 46.3 Triliun dari hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 42.2 Triliun atau telah mencapai 28.06% dari target pemerintah yang sebesar 165 Triliun.

Sementara itu, dari lantai bursa, Putu menuturkan bahwa, pada perdagangan kemarin yang digambarkan oleh chart paling akhir berwarna hitam, menunjukkan bahwa, walaupun IHSG mengalami penurunan tetapi mampu bertahan pada level support pada level 5,337, tetapi Investor Asing masih mencatatkan net sell sebesar -335.9 Milyar.

"Berdasarkan data fundamental ekonomi dalam negeri yang belum menunjukkan pandangan positif, maka kami menilai bahwa Investor akan menunggu hasil akhir periode pertama dari Tax Amnesty hingga akhir bulan September," ujarnya.

"Indikasi teknikal menunjukkan bahwa IHSG tertahan pada support level 5,336 dan kami memperkirakan IHSG akan bergerak konsolidasi sembari menunggu hasil akhir Tax Amnesty, IHSG akan bergerak pada range harga 5,336 - 5,411 dan hari ini teknikal rebound diperkirakan akan terjadi," terangnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Putu menyarankan agar investor mencermati saham-saham; PGAS, TINS, ADRO, dan LSIP.