ANALIS : Potensi Koreksi Harian Dapat Terjadi Akibat Pelemahan Wall Street dan Minyak Dunia

foto : istimewa

Pasardana.id - Bursa Wall Street ditutup mengalami pelemahan pada akhir pekan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.71% pada level 18,261.45, S&P 500 tercatat melemah -0.57% pada level 2,164.69 dan Nasdaq tercatat melemah -0.63% pada level 5,305.75.

Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (26/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa, pelemahan Bursa Wall Street sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah dunia.

Selain itu, Apple Inc. dan Facebook Inc. juga menjadi pemberat Bursa Wall Street, dimana perusahaan riset asal Jerman yaitu GFK melaporkan penjualan iphone 7 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan pejualan produk Apple tahun lalu, hal tersebut didasari data dari Eropa dan Asia.

Facebook mengalami pelemahan setelah mengungkapkan bahwa terjadi mark up terhadap rata ââÅ¡¬“ rata durasi tayang iklan video sebesar 60% ââÅ¡¬“ 80% yang menurut perseroan disebabkan oleh kesalah matrik dan hal tersebut telah diperbaiki oleh perseroan, perlu diketahui bahwa 90% pendapatan perseroan berasal dari periklanan.

Adapun harga minyak mentah dunia tercatat bergerak mengalami pelemahan tajam pada akhir pekan, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -3.97% pada level 44.48 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -3.69% pada level 45.89 USD/barel. Pelemahan terjadi karena adanya spekulasi bahwa pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Algeria pada 26-28 September mendatang tidak akan mencapai kata sepakat untuk membekukan produksi.

Sementara itu, dari dalam negeri, berbagai sentiment dan drama telah mengiringi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada perdagangan minggu kemarin, diantaranya The Fed dengan Fed Ratenya, Bank Of Japan dengan Suku Bunganya dan Bank Indonesia dengan 7 Days Reverse Repo.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Patut disyukuri bahwa IHSG menanggapi sentiment diatas dengan positif, dimana hingga akhir pekan IHSG ditutup mengalami penguatan mingguan sebesar +121.139 poin atau +2.30% pada level 5,388.908,ââÅ¡¬ tutur Putu.

Dijelaskan, The Federal Reserve memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan pada bulan September ini atau tetap pada range 0.25% - 0.50%, tetapi The Fed mengisyaratkan bahwa kesempatan terakhir dan kemungkinan kesempatan terbaik untuk menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat adalah pada bulan Desember, sama seperti tahun 2015 lalu.

Bank Of Japan memutuskan suku bunga acuan Jepang tetap pada level -0.10% dan memperkenalkan upaya stimulus ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Yield Curve ControlââÅ¡¬, dimana Bank Of Japan menargetkan agar yield dari  Obligasi Pemerintah Jepang dengan jatuh tempo 10 tahun sebesar 0%, hal tersebut diharapkan akan memperbaiki kinerja perbankan yang mengalami kinerja buruk pasca diberlakukan kebijakan suku bunga negatif. Dengan adanya perbaikan dari sisi perbankan, maka diharapkan perekonomian Jepang akan mengalami perbaikan juga.

Adapun Bank Indonesia menurunkan rate dari 7 Days Reverse Repo setelah The Fed menunda kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, 7 Days Reverse Repo diturunkan menjadi 5% dari sebelumnya yang tercatat sebesar 5.25%, Deposit Facility Rate diturunkan menjadi 4.25% dan Lending Facility Rate diturunkan menjadi 5.75%. Dengan adanya penurunan rate dari Bank Indonesia diharapkan akan mampu menopang konsumsi masyarakat Indonesia, sehingga menstimulus pertumbuhan GDP Indonesia di sisa akhir tahun 2016 ini.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Ketiga sentiment diatas menurut dapurinvestasi.com merupakan sentiment positif yang mampu menopang perekonomian Indonesia tetap pada kata ââÅ¡¬ÃƒÆ’…StabilââÅ¡¬, sehingga pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang menurut konsesus sebesar 5.1% dapat tercapai,ââÅ¡¬ papar Putu.

Ditambahkan, walaupun pergerakan IHSG pada minggu lalu tercatat positif menanggapi sentiment yang ada, namun Investor Asing melakukan net sell mingguan sebesar Rp 44.01 Milyar.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Mengapa hal tersebut penting? Karena Investor Asing masih memiliki porsi yang besar dalam perdagangan IHSG, yaitu sekitar 40%, maka gerak ââÅ¡¬“ gerik Investor Asing cepat atau lambat akan mempengaruhi pergerakan IHSG,ââÅ¡¬ terang Putu.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Intinya adalah penguatan IHSG pada minggu lalu tidak ditopang oleh akumulasi pembelian Asing,ââÅ¡¬ jelasnya lagi.

Sementara itu, berdasarkan data statistik Tax Amnesty, perkembangan uang tebusan mengalami peningkatan yang sangat signifikan di bulan September, dimana merupakan periode akhir untuk tarif tebusan sebesar 2%. Hingga 25 September 2016, tarif tebusan telah mencapai Rp 42.2 Triliun atau mencapai 25.58% dari total target penerimaan Pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun. Apabila dibandingkan dengan 23 September 2016 yang baru mencapai Rp 36.1 Triliun, maka peningkatan terjadi sebesar Rp 6.1 Triliun hanya dalam 2 hari atau meningkat sebesar 16.90%. Jumlah harta yang dilaporkan adalah sebesar Rp 1,769.8 Triliun dan dana repatriasi mencapai Rp 92.6 Triliun.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kami tetap optimis akan pergerakan IHSG di sisa tahun 2016, tetapi koreksi kecil akan tetap terjadi mengingat indikasi profit taking dari Investor Asing dan Investor disarankan tetap mencermati level 5,163, karena level tersebut merupakan harga akumulasi dari Investor Asing sejak bulan Januari 2016. Nilai pembelian Investor Asing di pasar saham Indonesia hingga saat ini telah mencapai Rp 34.6 Triliun,ââÅ¡¬ ungkap Putu.

Adapun pada perdagangan saham di BEI pada hari ini Senin, 26 September 2016 Putu memperkirakan bahwa IHSG akan mengalami pelemahan jangka pendek pada range 5,340 ââÅ¡¬“ 5,400.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Potensi koreksi harian dapat terjadi, dipengaruhi oleh pelemahan Bursa Wall Street dan pelemahan harga minyak mentah dunia,ââÅ¡¬ tandas dia.