ANALIS : Kenaikan Suku Bunga The Fed dan Pelemahan Harga Minyak Mentah Dunia Masih Membayangi Pergerakan IHSG

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam laporan riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (31/8/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan kondisi makro perekonomian dunia serta sentiment domestik yang diprediksi masih akan mempengaruhi pola pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan hari ini, Rabu (31/8/2016).

Dalam laporannya, Putu menyebutkan, Bursa Wall Street ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.26% pada level 18,454.30, S&P 500 tercatat melemah -0.20% pada level 2,176.12 dan Nasdaq tercatat melemah -0.18% pada level 5,222.99.

Pelemahan terjadi setelah mengalami penguatan pada hari perdagangan sebelumnya, pergerakan Bursa Wall Street menjadi sangat fluktuatif dan penuh ketidakpastian pasca pidato Janet Yellen selaku pimpinan The Fed mengenai kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, semakin membaik data ekonomi Amerika Serikat, maka semakin kuat kemungkinan suku bunga acuan dinaikkan.

Data ekonomi Amerika Serikat yang terbaru adalah dirilisnya Indeks Kepercayaan Konsumen Amerika Serikat tercatat sebesar 101.1 pada bulan Agustus, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 96.7. Hal tersebut mengindikasikan bahwa data ekonomi Amerika semakin siap untuk kenaikan suku bunga Acuan Amerika Serikat dan Investor saat ini mencermati data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan dirilis pada pekan ini.

Dari Eropa, Indeks Kepercayaan Bisnis tercatat sebesar 0.02 pada bulan Agustus, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.38 dan Indeks Kepercayaan Konsumen tercatat sebesar -8.5 pada bulan Agustus, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -7.9.

Dari Asia, khususnya Jepang, Industrial Production tercatat tumbuh 0.0% MoM pada bulan Juli, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2.3% MoM dan secara tahunan tercatat sebesar -3.8% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -1.5% YoY.

Dari dalam negeri, Pemerintah menargetkan, RAPBN 2017 akan sebesar Rp 1.737,6 triliun, lebih rendah dari tahun 2016. Meski total lebih rendah dari APBN-P 2016, anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L) masih positif, untuk belanja K/L dialokasikan Rp 1.310 triliun dan untuk transfer daerah Rp 760 triliun.

Defisit RAPBN 2017 diperkirakan Rp 332,8 triliun, Kementrian PU masih tertinggi anggaran belanjanya dengan anggaran 105 triliun. Pertumbuhan ekonomi masih ditargetkan 5,3%, lebih optimis ketimbang target 2016 yang sebesar 5,2%, konsumsi rumah tangga ditargetkan tumbuh 5,2% dan konsumsi pemerintah naik 5,4%. Sedangkan investasi ditargetkan naik 6,4%, untuk ekspor dan impor ada dikisaran posistif diperkirakan 1,1% dan 2,2% itu juga dengan catatan kondisi perdagangan dunia masih lemah. Inflasi diperkirakan 4% dalam kisaran 3% sampai 5%, kemudian nilai tukar rupiah masih pada kisaran Rp 13.000 per dollar AS.

Harga minyak diperkirakan US$ 45 per barel dalam kisaran US$ 40 - US$ 55. Asumsi lifting minyak sekitar 780.000 barel per hari.  Sedangkan lifting produksi gas 1.100 - 1.200 barrels of oil equivalen per day (BOEPD).

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Melihat data ekonomi yang dirilis diatas, maka kami memperkirakan IHSG pada hari ini, Rabu (31/8/2016) masih akan melanjutkan pelemahan namun akan terbatas dan akan mencoba untuk menguji support pada level 5,296,ââÅ¡¬ ujar Putu.

Lebih lanjut dijelaskan, apabila IHSG kuat bertahan pada level support tersebut maka diperkirakan IHSG akan mengalami technical rebound harian. Tetapi Indikasi technical tidak ditopang dengan sentiment ekonomi yang positif, kenaikan suku bunga The Fed dan pelemahan harga minyak mentah dunia masih membayangi pergerakan IHSG, ditambah lagi pesimisme akan pencapaian dana tebusan Tax Amnesty akan membebani laju IHSG pada hari ini.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Belum ada data ekonomi dalam negeri yang mampu menopang IHSG dari pelemahan pasca pemangkasan anggaran belanja negara oleh pemerintah karena pemerintah mulai terlihat realistis dengan target penerimaan negara,ââÅ¡¬ paparnya.

Karena itu, menurutnya, Indeks diperkirakan akan bergerak pada range 5,296 ââÅ¡¬“ 5,390.

Lebih lanjut ditambahkan, secara technical, dalam dua hari terakhir IHSG memang sudah menebus level bawah (Break Down) dari MA 20, hal tersebut mengindikasikan bahwa secara jangka pendek trend IHSG telah berbalik arah dari Up Trend menjadi Down Trend.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Saat ini arah pergerakan IHSG akan menuju level support 5,296 dan setelah itu kemungkinan besar akan mengalami konsolidasi pada area 5,296 ââÅ¡¬“ 5,450. Tetapi apabila IHSG tidak mampu bertahan pada level support 5,296 maka target pelemahan IHSG selanjutnya akan berada pada level 5,200,ââÅ¡¬ jelasnya.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Namun Investor tidak perlu khawatir, karena secara jangka panjang IHSG masih positif dalam trend bullisnya, koreksi yang terjadi akan bersifat wajar mengingat belum adanya sentiment ekonomi yang bersifat positif untuk menopang laju IHSG,ââÅ¡¬ tandasnya.