ANALIS : Tunggu Hingga The Fed Memberikan Keputusan
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (19/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa bursa Wall Street ditutup mengalami pelemahan, dimana Dow Jones tercatat melemah -0.49% pada level 18,123.80, S&P 500 tercatat melemah -0.38% pada level 2,139.16 dan Nasdaq tercatat melemah -0.10% pada level 5,244.57.
"Pelemahan Bursa Wall Street terjadi, lagi-lagi dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak mentah dunia yang turut menyeret saham berbasis komoditas," jelas Putu.
Ditambahkan, keputusan The Fed pada rapat FOMC tanggal 21 - 22 September nanti tetap menjadi fokus Investor.
Sektor keuangan juga mengalami guncangan setelah Departement Kehakiman mengenakan denda terhadap Deutsche Bank AG atas penyelesaian pinjaman hipotek dan kegiatan sekuritisasi selama gelembung perumahan di era 2000-an, diperkirakan denda yang dikenakan adalah sebesar $ 14 Milyar.
Selain sentiment diatas, data Inflasi Amerika Serikat juga mengalami perbaikan pada bulan Agustus, dimana Inflasi tercatat tumbuh 0.2% MoM lebih rendah dari bulan Juli yang tercatat hanya sebesar 0.00% MoM, dan secara tahunan tercatat sebesar 1.1% YoY, lebih tinggi dari bulan Juli yang tercatat sebesar 0.8% YoY. Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi Amerika semakin menguat dan mendekati target dari The Fed, serta bisa menjadi bahan pertimbangan The Fed pada rapat pekan ini.
Pada Jumat akhir pekan lalu, harga minyak mentah dunia kembali mengalami pelemahan, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -2.00% pada level 43.03 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -1.76% pada level 45.77 USD/barel. Pelemahan terjadi sebagai akibat dari kondisi di negara anggota OPEC yaitu Libya dan Nigeria, yang mana supply minyak negara tersebut telah berkurang karena konflik domestik, meskipun saat ini sedang mempersiapkan untuk menambah ekspor dalam beberapa minggu.
"Surplus minyak akan lebih lama dari perkiraan dengan permintaan yang berkurang dan penambahan output produksi. Tetapi pada pagi ini Senin, 19 September 2016 harga minyak mentah dunia mengalami teknikal rebound, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +1.07% pada level 43.49 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +1.14% pada level 46.29 USD/barel," papar Putu.
Dari dalam negeri, lanjut Putu, data penjualan mobil Indonesia tumbuh sebesar 6.4% YoY pada bulan Agustus, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12.5% YoY, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan estimasi pasar yang sebesar 4.5% YoY.
Selain itu, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, sampai dengan Agustus tahun ini, realisasi penerimaan negara baru mencapai 46,1% dari target penerimaan dalam APBN-P 2016 yang sebesar Rp 1.784 triliun, tetapi pemerintah belum akan mengubah proyeksi penerimaan negara. Pemerintah, masih memperkirakan penerimaan pajak akan meleset Rp 219 triliun dan Pemerintah akan kembali menaikkan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 sebesar 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) seiring makin besarnya selisih target penerimaan negara dari realisasinya (shortfall).
Dengan kenaikan defisit 0,2% dari PDB, maka total defisit APBN-P 2016 akan mencapai 2,7%. Sebelumnya dalam APBN-P 2016 yang disepakati pemerintah dan DPR, target defisit dipatok 0,35% dari PDB. Jumlah itu kemudian direvisi menjadi 3,5% dari PDB dengan asumsi ada shortfall penerimaan pajak sebesar Rp 219 triliun.
Sementara itu, mengenai perkembangan realisasi Tax Amnesty, dimana sampai hari ini tercatat uang tebusan mengalami peningkatan sebesar Rp 3.7 Triliun menjadi Rp 16.8 Triliun dari sebelumnya pada Jumat, 16 September 2016 yang tercatat sebesar Rp 13.1 Triliun atau telah mencapai 10.18% dari target pemerintah yang sebesar 165 Triliun, Jumlah Harta yang telah dilaporkan adalah sebesar Rp 714.4 Triliun dari 81,554 wajib pajak.
IHSG pada akhir pekan lalu memang diperdagangkan cukup fluktuatif, dimana sempat dibuka positif pada awal perdagangan, tetapi selama jam perdagangan bergerak dari positif ke negatif, kembali ke positif lagi, lalu menuju negatif, dan akhirnya berhasil ditutup di zona positif walaupun hanya tipis sebesar +1.950 poin atau +0.037% pada level 5,267.769.
"Melihat data ekonomi diatas dan sangat fluktuatifnya pergerakan IHSG, kami masih menilai bahwa penurunan IHSG jauh dari kata selesai, perkembangan ekonomi Indonesia di sisa tahun 2016 terlihat sedikit rapuh karena penerimaan pajak pemerintah yang masih terbilang kecil. Karena belum kuatnya kondisi fundamental dalam negeri, maka Investor masih akan menunggu kepastian dari keputusan The Fed pada pekan ini. IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range 5,220 - 5,303," papar Putu.
Lebih lanjut Putu menyarankan agar investor menunggu terlebih dahulu dalam melakukan Investasi.
"Sebaiknya tunggu hingga The Fed memberikan keputusan dan penurunan IHSG mereda. Investor tidak perlu khawatir, karena tanda-tanda berakhirnya penurunan IHSG pasti akan muncul, sehingga Investor tidak perlu takut akan kehilangan potensial gain," tandasnya.

