Volume Perdagangan SUN Kemarin Senilai Rp13,95 Triliun Dari 36 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam laporan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (16/9/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan bahwa volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin tercatat senilai Rp13,95 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan sebesar Rp4,69 triliun.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,27 triliun dari 24 kali transaksi. Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 105,8% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,81%,ââÅ¡¬ ujar I Made.

Sementara itu, Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp758,32 miliar dari 12 kali dengan harga rata - rata pada level 102,44% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,52%.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp422,28 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap I Tahun 2016 Seri A (WOMF02ACN) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp66 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,60% dan diikuti oleh Obligasi Subordinasi I Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA01SB) senilai Rp52 miliar dengan 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,74%.

Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, pergerakan harganya pada perdagangan kemarin mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri, sehingga mendorong terjadi kenaikan imbal hasilnya.

Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 2,283% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,525% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 relatif bergerak terbatas dengan mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 3,484%. Kenaikan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut turut dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil surat utang global. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 30,00 pts (0,23%) pada level 13175,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13158,00 hingga 13234,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) serta Dollar Singapura (SGD).

Lebih lanjut diungkapkan, bervariasinya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut mempengaruhi arah perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 7,04% dan 7,32%.

Sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 7,42% dan untuk tenor 5 tahun mengalami kenaikan terbatas yang kurang dari 1 bps di level 6,78%.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang, masih mengalami kenaikan imbal hasil,ââÅ¡¬ tandas I Made.