ANALIS : Indeks Lanjutkan Penguatan, Waspadai Aksi Profit Taking!

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam laporan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (16/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa bursa Wall Street ditutup mengalami kenaikan, dimana Dow Jones tercatat menguat +0.99% pada level 18,212.48, S&P 500 tercatat menguat +1.01% pada level 2,147.26 dan Nasdaq tercatat menguat +1.47% pada level 5,249.69.

Menurut Putu, penguatan Bursa Wall Street terjadi setelah data ekonomi Amerika yang tercatat dibawah ekspektasi, disaat rapat The Fed semakin dekat. Angka pengangguran Amerika Serikat mengalami kenaikan tipis sebesar 1.000 menjadi 260.000, dari pekan lalu yang tercatat sebesar 259.000.

Penjualan Ritel bulan Agustus secara bulanan mengalami penurunan sebesar -0.3% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.1% MoM dan secara tahunan mengalami penurunan menjadi 1.9% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2.4% YoY.

Industrial Production bulan Agustus juga mengalami pelemahan menjadi -0.4% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.6% MoM dan secara tahunan tercatat sebesar -1.1% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.5% YoY.

Sedangkan angka Indeks Produksi mengalami perbaikan walaupun tidak terlalu signifikan yaitu 0.0% MoM pada bulan Agustus, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.4% MoM dan secara tahunan juga tercatat sebesar 0.0% YoY, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.2% YoY.

"Berdasarkan data ekonomi diatas yang dirilis, menurut CME Groups FedWatch probabilitas kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan ini hanya sebesar 12%, sedangkan untuk spekulasi di pasar saat ini sudah mengalami penurunan dibawah 20% probabilitas," terang Putu.

Ditambahkan, harga minyak mentah dunia juga mengalami teknikal rebound, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +0.67% pada level 43.87 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +1.29% pada level 46.44 USD/barel.

Kenaikan ditopang oleh penundaan pengiriman minyak menuju New York Harbor, penguatan harga minyak mentah dunia ditopang peningkatan bensin yang menguat sebesar 5.1% setelah pipa saluran yang mulai dibangun diperkirakan mampu menyalurkan lebih dari 1 juta barel dari pantai teluk ke Amerika timur.

Adapun dari Eropa, lanjut Putu, data inflasi tercatat sebesar 0.1% MoM pada bulan Agustus, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -0.6%, dan secara tahunan tercatat stagnan pada level 0.2% YoY.

Lebih lanjut diungkapkan, dari dalam negeri, data Neraca Perdagangan Indonesia bulan Agustus tercatat sebesar $ 0.29 Milyar, lebih rendah dari bulan lalu yang tercatat sebesar $ 0.51 Milyar, bahkan dibawah ekspektasi yang sebesar $ 0.45 Milyar.

Tetapi Ekspor mengalami perbaikan pertumbuhan menjadi -0.74% YoY, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -17.02% YoY dan Impor juga mengalami perbaikan menjadi -0.49% YoY, lebih baik dari bulan lalu yang tercatat sebesar -11.56% YoY.

Sementara itu, mengenai perkembangan realisasi Tax Amnesty, dimana pada hari kemarin tercatat uang tebusan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.9 Triliun menjadi Rp 13.1 Triliun dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 11.2 Triliun atau telah mencapai 7.94% dari target pemerintah yang sebesar 165 Triliun, Jumlah Harta yang telah dilaporkan adalah sebesar Rp 552.5 Triliun dari 66,077 wajib pajak.

"Sentiment Tax Amnesty telah mengangkat IHSG sebanyak +2.328% pada level 5,265.819 pada perdagangan kemarin. Selain itu, IHSG cukup wajar mengalami rebound karena telah mencatatkan penurunan selama 4 hari berturut- turut," ujar Putu.

"Dan pada hari ini, kami memperkirakan bahwa IHSG tetap melanjutkan penguatan namun Investor harus tetap mewaspadai aksi profit taking karena kenaikan kemarin cukup tinggi, selain itu, disaat IHSG tercatat mengalami penguatan, namun Investor asing mencatatkan net sell sebesar 527.8 Milyar," tandasnya.