Volume Perdagangan SUN Kemarin Tercatat Senilai Rp15,87 Triliun Dari 43 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin, Selasa (13/9/2016), mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, sebagimana yang terjadi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, yaitu senilai Rp15,87 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
"Volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp2,97 triliun," ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Dikatakan bahwa, Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,75 triliun dari 112 kali transaksi yang sekaligus menjadikannya Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan.
Obligasi Negara yang akan menjadi acuan di tahun 2017 guna menggantikan FR0056 tersebut, diperdagangkan pada harga rata - rata 99,82% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,02%. Sementara itu Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp443,28 miliar dari 12 kali transaksi dengan harga rata - rata 102,10% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,76%.
Secara keseluruhan, lanjut I Made, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing masing sebesar 6 bps di level 6,686% dan 6,957%.
Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4 bps pada level 7,261% dan 7,354%.
Lebih lanjut diungkapkan, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh kenaikan harga yang cukup tinggi pada tenor menengah dan panjang.
Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan penurunan sebesar 2 bps pada level 2,20% didorong oleh kenaikan harga yang sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 ditutup dengan penurunan sebesar 10 bps pada level 3,39% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 90 bps dan imbal hasil dari INDO-46 yang ditutup dengan penurunan sebesar 4 bps pada level 4,412% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 85 bps.
Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,05 triliun dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri A (ISAT01ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp660 miliar dari 25 kali transaksi. Obligasi korporasi berperingkat "idAAA" dan akan jatuh tempo pada 12 September 2017 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,00% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,49%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penguatan setelah sempat mengalami koreksi pada perdgangan sebelumnya di level 13168,00 per dollar Amerika, menguat sebesar 68,00 pts (0,51%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak menguat pada kisaran 13130,00 hingga 13218,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami penguatan di tengah pelemahan mata uang regional. Ringgit Malaysia (MYR) dan Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

