ANALIS : Ada Sinyal Pembalikan Arah Dari Tren Kenaikan Menjadi Penurunan Untuk Beberapa Seri SUN
Pasardana.id - Secara teknikal, koreksi harga yang terjadi dalam beberapa perdagangan terakhir mulai memunculkan sinyal pembalikan arah dari tren kenaikan, menjadi penurunan untuk beberapa seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (14/9/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra memperkirakan bahwa harga Surat Utang Negara berpeluang untuk kembali mengalami tekanan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global serta koreksi yang terjadi di pasar keuangan global.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Selain pergerakan imbal hasil surat utang global, koreksi harga pada hari ini juga akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang kami perkirakan akan kembali mengalami tekanan seiring dengan penguatan dollar Amerika terhadap mata uang global. Kombinasi dari kedua faktor tersebut akan menjadi faktor penggerak pada perdagangan hari ini baik Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika,ââÅ¡¬ papar I Made.
Asal tahu saja, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penguatan setelah sempat mengalami koreksi pada perdagangan sebelumnya di level 13168,00 per dollar Amerika, menguat sebesar 68,00 pts (0,51%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak menguat pada kisaran 13130,00 hingga 13218,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami penguatan di tengah pelemahan mata uang regional. Ringgit Malaysia (MYR) dan Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Rekomendasi :
Pemerintah meraup dana senilai Rp12 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN12170914 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0073 (Reopening) dan FR0067 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 September 2016.
PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat "idA+" terhadap PT Medco Energi International Tbk. Peringkat yang sama juga dipertahankan terhadap Obligasi III Tahun 2012, Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2012 dan 2013, Obligasi USD Berkelanjutan I Tahun 2011 dan 2012, serta Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2016 termasuk pada tahap II dengan nilai penerbitan sebesar Rp1,25 triliun yang akan digunakan untuk refinancing utang sebesar 60,0% dan modal kerja sebesar 40,0%.

