ANALIS : Harga SUN Berpotensi Mengalami Tekanan

foto : istimewa

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara akan berpotensi untuk mengalami tekanan seiring dengan tekanan terhadap nilai tukar rupiah di tengah spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika.

"Pada hari Jum'at waktu setempat, salah satu pejabat Bank Sentral Amerika menyatakan bahwa kondisi ekonomi Amerika akan mengalami overheat apabila Bank Sentral menunggu terlalu lama untuk menaikan suku bunga acuan. Hal tersebut meningkatkan spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika dalam waktu dekat setelah sempat memudar setelah data sektor tenaga kerja di bulan Agustus 2016 yang tumbuh di bawah perkiraan serta data sektor jasa di Amerika yang mengalami pertumbuhan terendahnya dalam beberapa tahun terakhir," papar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Sementara itu, spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rata/FFR) mendorong penguatan terhadap mata uang dollar Amerika sehingga di sisi lain, sebagian mata uang negara berkembang mengalami pelemahan.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup melemah pada level 13236,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 128,00 pts (0,98%) dibandingkan dengan level penutupan di akhir pekan.

Bergerak pada kisaran level 13152,00 hingga 13266,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terlihat mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan.

"Hal tersebut akan berpeluang mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini," ujar I Made.

"Selain itu kenaikan imbal hasil surat utang global akan turut menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dollar Amerika," sambungnya.

Adapun secara teknikal, lanjut I Made, meskipun indikator masih menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara berada pada tren kenaikan, namun kondisi pasar keuangan global akan mendorong terjadinya koreksi harga pada perdagangan hari ini.

"Sehingga kami sarankan kepada investor untuk mewaspadai potensi terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading jangka pendek di tengah fluktuasi harga di pasar sekunder. Gejolak yang terjadi di pasar keuangan global kami perkirakan juga akan mempengaruhi pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang dilaksanakan pada hari ini, dimana hal tersebut akan tercermin pada jumlah penawaran yang masuk serta tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor," tutur I Made, lebih lanjut.

Asal tahu saja, pada lelang hari ini pemerintah menawarkan Obligasi Negara seri FR0061 dan FR0059 yang akan menjadi seri acuan untuk tenor 5 tahun dan 10 tahun pada tahun 2017 menggantikan seri FR0053 dan seri FR0056.

Selain itu, rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN12170914 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0073 (Reopening) dan FR0067 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 September 2016.

"Pada sepekan kedepan terdapat satu surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp13,1 triliun," pungkasnya.