ANALIS : Data Ekonomi Dalam Negeri Belum Cukup Baik, Indeks Masih Tertekan

foto : istimewa
foto : istimewa

Pasardana.id - Bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan, dimana Dow Jones tercatat menguat +1.32% pada level 18,325.07, S&P 500 tercatat menguat +1.47% pada level 2,159.04 dan Nasdaq tercatat menguat +1.68% pada level 5,211.89.

Tidak ada data ekonomi yang rilis sebagai sentiment positif dari lonjakan Bursa Wall Street, penguatan Indeks terjadi dikarenakan setelah Gubernur The Fed Lael Brainard berkata dalam pidatonya yaitu The Fed harus lebih berhati - hati dalam menaikkan suku bunga, walaupun perekonomian Amerika Serikat saat ini sudah berangsur - angsur naik mengikuti target The Fed sebagai acuan menaikkan suku bunga Amerika Serikat.

"Ada beberapa poin yang menjadi fokus dari Lael Brainard, diantaranya Inflasi kurang responsif terhadap pasar tenaga kerja yang saat ini tengah membaik, artinya walaupun angka pengangguran mengalami penurunan, tetapi hal tersebut tidak mampu menciptakan demand dan meningkatkan Inflasi," papar Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Yang kedua, lanjut Putu, adalah gejolak ekonomi dunia masih menjadi fokus dari Lael Brainard, dan yang terakhir adalah menurut Lael Brainard, kebijakan moneter kurang mampu merespon pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Menurut survey, probablitas kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan September mengalami penurunan menjadi hanya 20%," ujar Putu.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia mengalami penguatan tipis, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +0.41% pada level 46.07 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.27% pada level 48.14 USD/barel.

Penguatan tipis terjadi setelah pada hari sebelumnya harga minyak dunia mengalami pelemahan tajam dikarenakan rilis data Baker Hughes Inc yang mencatatkan adanya aktivitas peningkatan rig menjadi 414, tertinggi sejak Februari dan negara pengekspor minyak OPEC memprediksi terjadi peningkatan produksi dari produsen minyak selain OPEC pada tahun 2017.

Selain itu, Investor masih menunggu kepastian hasil meeting OPEC mengenai pembekuan produksi minyak dunia.

Dari China, data terakhir menunjukkan bahwa Inflasi China pada bulan Agustus tercatat sebesar 0.1% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.2% MoM dan secara tahunan tercatat sebesar 1.3% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1.8% YoY, tetapi data Angka Produksi mengalami perbaikan menjadi -0.8% YoY pada bulan Agustus, lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -1.7%.

Data diatas menjadi pemberat Indeks Hang Seng yang melemah -3.36% pada level 23,290.60. Pada hari ini Investor tengah menunggu data penjualan ritel China.

Dari Jepang, Angka Produksi mengalami penurunan pada bulan Agustus sebesar -0.3% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.0% MoM, tetapi secara tahunan tercatat lebih baik sebesar -3.6% YoY, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -3.9% YoY.

Lebih lanjut Putu menambahkan, dari dalam negeri, data penjualan ritel bulan Juli Indonesia mengalami penurunan menjadi 6.7% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 16.4% YoY, dan mengenai perkembangan realisasi Tax Amnesty, dimana pada pada libur akhir pekan terjadi penambahan dana tebusan sebesar Rp 1.57 Triliun menjadi Rp 8.93 Triliun dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 7.36 Triliun atau telah mencapai 5.4% dari target pemerintah yang sebesar 165 Triliun. Jumlah Harta yang telah dilaporkan adalah sebesar Rp 388.5 Triliun dari 49.270 wajib pajak dan dana repatriasi mengalami peningkatan menjadi Rp 18.8 Triliun.

"Melihat dari data diatas, kami melihat bahwa IHSG masih terus mengalami pelemahan. Selain data ekonomi dalam negeri yang belum cukup baik, dimana penjualan ritel mengalami pelemahan, secara teknikal IHSG telah menembus support kuat pada range 5,296 - 5,300 dengan net sell Investor Asing sebesar Rp 914 Milyar," jelas Putu.

"Tetapi pelemahan hari ini akan bersifat terbatas dan arah selanjutnya adalah konsolidasi sembari menunggu kepastian keputusan The Fed dan data ekonomi selanjutnya yang diekspektasikan akan positif. Indeks kami perkirakan akan bergerak pada range 5,220 - 5,320," tandas Putu.