Menanti Rilis Data Ekonomi, Harga SUN Masih Akan Bergerak Terbatas

foto : istimewa

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, Jumat (5/8/2016), diperkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas, dimana investor masih akan menantikan rilis data ekonomi sebelum kembali melakukan transaksi secara aktif di pasar sekunder.

"Rata - rata analis memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal II 2016 akan tumbuh lebih baik dibandingan dengan kuartal I 2016, dimana dibandingkan dengan kuartal I 2016 diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,80% dan dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2015 akan tumbuh sebesar 5,00%," ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (5/8/2016).

Lebih lanjut dijelaskan, dari pasar surat utang global, imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan setelah Bank Sentral Inggris (BOE) pada pertemuan kemarin memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di posisi 0,25% yang merupakan penurunan pertama sejak Maret 2009.

Keputusan tersebut diambil guna mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut terutama setelah keluar dari Uni Eropa.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,5025% dari posisi penutupan sebelumnya di 1,543%. Hal yang sama juga terlihat pada imbal hasil Surat Utang Jerman (Bund) yang ditutup pada level -0,094% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,091%.

Adapun imbal hasil Surat Utang Jepang ditutup naik terbatas di level -0,083% di tengah spekulasi terhadap kebijakan moneter Bank Sentral Jepang yang akan aktif untuk mendukung pasar keuangan Jepang.

I Made juga mengatakan, secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi diperkirakan akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini.

"Harga Surat Utang Negara yang bergerak terbatas serta cenderung mendatar akan mendorong investor untuk menahan diri melakukan transaksi di pasar sekunder. Terlebih pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi sebelum kembali melakukan transaksi secara aktif," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

"Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat memanfaatkan momentuk koreksi harga untuk kembali melakukan akumulasi di pasar sekunder mengingat keterbatasan pasokan Surat Berharga Negara hingga akhir tahun 2016, dimana pemerintah tinggal menyisakan target penerbitan sebesar Rp100 triliun berdasarkan asumsi APBN-P 2016," tuturnya.

"Seri yang kami rekomandasikan diantaranya adalah FR0071, FR0073, FR0054, FR0058, FR0068, FR0072 dan FR0067," tandas dia.