Menanti Rilis Data Ekonomi Kuartal II, Pelaku Pasar Jual SUN di Pasar Sekunder
Pasardana.id - Menjelang pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2016, pelaku pasar memilih untuk merealisasikan keuntungan dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder.
Demikian dikatakan analis fixed income PT MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
"Beberapa seri Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan harga yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir, pada perdagangan kemarin, Rabu (3/8/2016), terlihat mengalami penurunan seperti seri FR0058, FR0068 dan seri FR0045," ungkap I Made.
Secara keseluruhan, lanjut dia, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,65% dan 7,29% sementara itu untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 6,85% dan 7,2%.
Kenaikan imbal hasil juga masih terjadi pada Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika yang terimbas oleh pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan.
Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 2,36%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46, masing - masing mengalami kenaikan sebesar 4 bps dan 5 bps di level 3,34% dan 4,45% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps dan 135 bps.
Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp654,20 miliar dari 25 seri seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap I Tahun 2016 (WSKT02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp82 miliar dari 5 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,18% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,17%.
Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 31,00 pts (0,24%) pada level 13121,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13085,00 hingga 13155,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sejak awal perdagangan seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Hampir keseluruhan mata uang regional mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin, dengan pelemahan terbesar didapati pada mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW).

