ANALIS : Harga SUN Berpeluang Mengalami Penurunan

foto : istimewa

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, Senin (22/8/2016), diperkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Jum'at lalu, memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 5,25%, dengan Suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 4,50% dan Lending Facility (LF) diturunkan sebesar 100 bps dari 7,00% menjadi sebesar 6,00%.

"Keputusan tersebut di atas sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dengan tetap memelihara momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah masih melemahnya pertumbuhan ekonomi global," jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (22/8/2016).

Menurut I Made, Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.

Padahal sebelumnya, analis memperkirakan bahwa pada pertemuan tersebut Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan dari 5,25% menjadi 5,00% mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di hari Kamis.

Sementara itu, dari faktor eksternal, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan terlihat mengalami kenaikan di tengah spekulasi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika sebagai respon atas pidato dari beberapa Gubernur Bank Sentral Amerika.

Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan pada level 1,5798% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,536%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup naik pada level -0,031% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,083%.

Adapun imbal hasil dari surat utang Jepang relatif tidak banyak mengalami perubahan pada level -0,083% mengalami sedikit kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,087%. Tren kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dengan denominasi mata uang asing.

Adapun secara teknikal, I Made menilai, bahwa harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi dengan mulai terlihat sinyal adanya tren penurunan harga.

"Dengan kondisi tersebut maka kami pekirakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek akan berpeluang mengalami koreksi meskipun koreksi harga yang terjadi masih dalam rentang perubahan yang terbatas," jelasnya.

I Made juga menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum koreksi harga yang terjadi untuk melakukan akumulasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dengan pilihan pada seri FR0071, FR0052, FR0073, FR0054, FR0058, FR0065, FR0068, FR0072, FR0045 dan FR0067.

Berikut ini beberapa data yang dapat menjadi acuan pelaku pasar dalam perdagangan hari ini, seperti ;

Penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 Tahun 2016. Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST-001 Tahun 2016 dimulai pada tanggal 22 Agustus s.d. 2 September 2016.

Sukuk Tabungan seri ST-001 memiliki jangka waktu 2 tahun dan memberikan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun.

Pada sepekan kedepan terdapat satu surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp875 miliar.

PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAAA" terhadap peringkat obligasi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan peringkat "idAA+" terhadap peringkat obligasi PT Pegadaian (Persero) yang akan jatuh tempo.