Aksi Profit Taking Dongkrak Imbal Hasil SUN di Perdagangan Kemarin

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 19 Agustus 2016 lalu, mengalami kenaikan jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan kecenderungan mengalami kenaikan untuk Surat Utang Negara bertenor panjang.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya pergerakan harga yang berkisar antara 2 - 15 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga yang terbatas berkisar antara 2 - 8 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 3 - 55 bps.

Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (22/8/2016), Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan harga pada perdagangan kemarin, didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) oleh investor jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia serta nilai tukar rupah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika.

Padahal, pada perdagangan sebelumnya, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan ditengah spekulasi nahwa Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur yang berakhir pada hari Jum'at kemarin.

"Hanya saja hingga berakhirnya sesi perdagangan, pelaksanaan RDG belum berakhir sehingga pelaku pasar memilih untuk merealisasikan keuntungan (profit taking)," jelas I Made. 

Aksi tersebut secara keseluruhan mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 3 bps pada level 6,81% dan 7,31%.

Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 6,56% dan 7,17%.

Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp5,96 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,77 triliun.

Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03160908 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp963,16 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 99,76%.

Adapun Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan, sebanyak 57 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp239,36 miliar.

Sementara itu Sukuk Negara Ritel seri SR006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp201,72 miliar dari 6 kali transaksi.