Sebagian Besar Seri SUN Berdenominasi Dollar AS Mengalami Penurunan Imbal Hasil
Pasardana.id - Dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (19/8/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adisaputra mengungkapkan, pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, mengalami penurunan imbal hasil pada sebagian besar seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-26 masing - masing mengalami penurunan sebesar 2 bps pada level 2,130% dan sebesar 3 bps pada level 3,145%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-46 meskipun mengalami penurunan, perubahan imbal hasil yang terjadi kurang dari 1 bps pada level 4,257%.
Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Kamis (18/8/2016) kemarin, senilai Rp9,89 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,41 triliun.
Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,93 triliun dari 37 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 111,29% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,81%.
"Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan, sebanyak 160 kali transaksi dengan volume perdagangan sebesar Rp1,35 triliun," ungkap I Made.
Lebih lanjut I Made menuturkan, Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp259,01 miliar dari 55 kali transaksi.
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp520,60 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap I Tahun 2016 (WSKT02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp190 miliar dari 2 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idA-" dan akan jatuh tempo pada 10 Juni 2019 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,075% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 9,21%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat pada level 13120,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 27,00 pts (0,21%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya.
Bergerak pada kisaran 13094,00 hingga 13124,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari Kamis dan Jum'at.
Rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY). Sementara itu Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin dan diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Baht Thailand (THB).

