Harga Emas Berjangka Naik Terdongkrak Hasil Pertemuan The Fed

foto: istimewa

Pasardana.id - Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange mengalami kenaikan pada Kamis (18/8/2016). Seperti dilaporkan Xinhua, harga emas untuk pengiriman Desember naik US$8,40, atau sekitar 0,62 persen, menjadi US$1.357,20 per ons.

Harga emas berjangka terus terdongkrak setelah Federal Reserve Amerika Serikat merilis laporan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli setelah pasar tutup pada Rabu (17/8/2016).

Berdasarkan hasil laporan tersebut, The Fed kemungkinan besar baru akan menaikkan tingkat suku bunga bank sentral AS dari 0,50 menjadi 0,75 pada Desember mendatang. Menurut instrumen Fedwatch CME Group, probabilitas kenaikan tingkat suku bunga pada September adalah 12 persen, pada November 16 persen, dan pada Desember 46 persen.

Peningkatan harga emas berjangka juga didukung laporan yang dirilis Federal Reserve Philadelphia yang menunjukkan Indeks Kondisi Bisnis mencapai 2,0 pada Agustus. Para analis mencatat bahwa angka tersebut sesuai ekspektasi, tapi beberapa indikator di dalamnya lebih buruk dari perkiraan. Pesanan baru turun menjadi negatif 7,2, sedangkan pesanan yang belum diselesaikan turun mencapai negatif 15,0, dua angka terburuk untuk 2016.

Selain itu kenaikan harga emas berjangka juga didukung melemahnya nilai tukar dolar AS, dengan indeks dolar AS turun 0,46 persen menjadi 94,29. Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, ketika indeks dolar AS turun, maka harga emas berjangka naik.

Sementara itu harga emas berjangka tercegah naik lebih tinggi setelah Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal turun 4.000 menjadi 265.000 pada pekan yang berakhir 13 Agustus. Para analis mencatat angka ini lebih baik dari ekspektasi dan akan memiliki dampak yang kuat terhadap laporan ketenagakerjaan Agustus.

Dalam perdagangan di COMEX, perak untuk pengiriman September naik 9,2 sen, atau sekitar 0,47 persen, menjadi US$19,74 per ons. Harga platinum untuk pengiriman Oktober naik US$18,50, atau sekitar 1,66 persen, menjadi US$1.133,20 per ons.