Imbal Hasil SUN Berdenominasi Dollar AS Turun
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara dari perdagangan dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pada perdagangan kemarin, terlihat mengalami penurunan yang cukup besar dimana terjadi pada hampir keseluruhan seri.
Imbal hasil dari INDO-20, INDO-26 dan INDO-46 masing - masing terlihat turun sebesar 6 bps di level 2,16%, 3,10% dan 4,22% setelah masing - masing mengalami kenaikan harga sebesar 22 bps, 50 bps dan 114 bps.
Adapun penurunan imbal hasil terbesar didapati pada INDO-24 yaitu sebesar 11 bps pada level 2,96%.
"Turunnya imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut sebagai dampak dari memudarnya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika dalam waktu dekat seiring dengan data ekonomi Amerika yang belum mendukung," ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan diandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yakni senilai Rp7,21 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,55 triliun.
Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,61 triliun dari 57 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 114,15% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 7,17%.
Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp761,84 miliar dari 24 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 101,54% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 5,91%.
Dari perdagangan obligasi korporasi, lanjut I Made, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp613,00 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 (PNBN04SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp130 miliar dari 6 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 100,00%.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 28,00 pts (0,21%) pada level 13090,00 per dollar Amerika.
Pada awal hingga pertengahan perdagangan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika cenderung bergerak terbatas. Namun demikian menjelang berakhirnya sesi perdagangan, terlihat nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.
Ditambahkan, pada perdagangan kemarin, rupiah bergerak pada kisaran 13080,00 hingga 13126,00 per dollar Amerika. Sebagian besar mata uang regional juga terlihat mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, dipimpin oleh Baht Thailand (THB) yang didukung oleh data ekonomi Thailand di kuartal II 2016 yang tumbuh lebih baik dari perkiraan serta Ringgit Malaysia (MYR).
Adapun pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dollar Amerika didapati pada Yuan China (CNY) dan Dollar Hong Kong (HKD).

