ANALIS : Harga SUN di Pasar Sekunder Cenderung Bergerak Terbatas
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan, menjelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah.
Asal tahu saja, pada hari ini, Selasa (16/8/2016), pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp12 triliun dari empat seri Surat Utang Negara yang ditawarkan, yaitu seri SPN12170511 (Reopening), FR0053 (Reopening), FR0073 (Reopening) dan FR0072 (Reopening).
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016.
Target penerbitan senilai Rp12.000.000.000.000,00 (dua belas triliun rupiah) dengan jumlah penerbitan maksimal senilai Rp18.000.000.000.000,00 (delapan belas triliun rupiah).
Pada lelang sebelumnya, total penawaran yang masuk mencapai Rp45,88 triliun dengan jumlah yang dimenangkan senilai Rp18 triliun, mengindikasikan masih tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di instrumen Surat Utang Negara.
"Pelaku pasar akan fokus terhadap pelaksanaan lelang, dimana arah pergerakan harga akan ditentukan setelah hasil dari pelaksanaan lelang. Seiring dengan semakin terbatasnya pasokan Surat Utang Negara hingga akhir tahun 2016, kami perkirakan minat investor untuk lelang hari ini masih akan cukup tinggi," kata analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Lebih lanjut dijelaskan, dari perdagangan surat utang global, imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan di tengah fluktuasi harga komoditas minyak.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,554% dari posisi penutupan di akhir pekan yang sebesar 1,514%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup naik pada level -0,068% dari posisi penutupan di akhir pekan yang sebesar -0,110% dan imbal hasil surat utang Jepang yang juga ditutup dengan kenaikan di level -0,090%.
I Made menambahkan, secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi namun dengan sinyal adanya tren penurunan harga, sehingga diperkirakan dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan cenderung terbatas dengan adanya peluang mengalami penurunan.
"Hanya saja, adanya koreksi tersebut dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian seiring dengan keyakinan kami bahwa tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga akhir tahun 2016 masih berpeluang untuk mengalami penurunan," jelasnya.
"Kami masih merekomendasikan beli untuk seri - seri FR0071, FR0052, FR--73, FR0054, FR0058, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0067," tandas dia.

