Volume Perdagangan SUN Kemarin, Turun
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin, Kamis (11/8/2016), mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp4,48 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,30 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,01 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 109,87%,ââÅ¡¬ jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (12/8/2016).
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Adapun Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan, sebanyak 55 kali transaksi dengan volume perdagangan sebesar Rp458,32 miliar di harga rata - rata 110,22%,ââÅ¡¬ sambungnya.
Lebih lanjut I Made mengatakan, Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume dan frekuensi terbesar, yaitu senilai Rp99,77 miliar dari 67 kali transaksi.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan mengalami peningkatan, yaitu senilai Rp923,80 miliar dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap IV Tahun 2016 Seri A (ADMF03ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp155 miliar dari 8 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (BNLI01SBCN2), yaitu senilai Rp140 miliar dari 4 kali transaksi.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas pada level 13103,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 10,00 pts (0,08%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak terbatas pada level 13098,00 hingga 13130,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika cenderung bergerak mendatar di tengah pelemahan yang terjadi pada hampir keseluruhan mata uang regional.
Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) setelah Bank Sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuan di level 1,25% diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Ringgit Malaysia (MYR).

