Imbal Hasil SUN Berdenominasi Dollar Amerika Mengalami Penurunan
Pasardana.id - Imbal hasil dari perdagangan dengan denominasi mata uang dollar Amerika untuk perdagangan Surat Utang Negara di akhir pekan kemarin, menunjukkan perubahan yang terbatas dengan mengalami penurunan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri yang diperdagangkan.
Dalam rilis riset hariannya yang diterima Pasardana.id, Senin (15/8/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, bahwa imbal hasil INDO-20 mengalami penurunan sebesar 3 bps pada level 2,228% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing pada level 3,16an 4,284% didorong oleh kenaikan harga masing - masing sebesar 7 bps dan 25 bps.
I Made juga mengungkapkan, bahwa volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp9,75 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,02 triliun.
Obigasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,91 triliun dari 38 kali transaksi di harga rata - rata pada level 114,03% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,189%.
Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp936,41 miliar dari 25 kali transaksi dengan harga rata - rata 101,53%.
Sementara itu, volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin, senilai Rp513,94 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp149 miliar dari 3 kali transaksi.
Obligasi dengan peringkat "idAAA" dan akan jatuh tempo pada 19 Juli 2019 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,01% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,244%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 15,00 pts (0,11%) pada level 13118,00 per dollar Amerika.
Bergerak pada rentang perubahan yang terbatas pada kisaran 13099,00 hingga 13125,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Hampir keseluruhan mata uang regional pada perdagangan di akhir pekan mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Ringgit Malaysia (MYR) setelah pertumbuhan ekonomi negara tersebut tumbuh dengan mengalami perlambatan dalam lima kuartal berturut - turut.
Sementara itu, mata Peso Philippina (PHP) terlihat mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.
"Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, menyebabkan terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 1 bps pada level 6,767%," tandas I Made.

