Harga Emas Berjangka Turun Akibat Penguatan Dolar AS dan Data Ekonomi Positif
Pasardana.id - Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Jumat (22/7/2016) setelah penguatan dolar Amerika Serikat dan data ekonomi AS yang positif memberi tekanan terhadap emas. Seperti dilansir Xinhua, harga emas untuk pengiriman Agustus turun US$7,60, atau sekitar 0,57 persen, sehingga menjadi US$1.323,40 per ons.
Harga logam mulia tertekan setelah indeks dolar AS naik 0,54 persen menjadi 97,49. Pergerakan indeks dolar AS dan harga emas berjangka biasanya berlawanan arah, ketika angka indeks naik maka harga emas berjangka pada umumnya turun.
Harga emas berjangka juga dipengaruhi laporan data eknomi AS yang dirilis Jumat. Institute for Supply Management menyebutkan dalam laporannya bahwa indeks manajer pembelian Manufacturing Index Flash meningkat menjadi 52,9 pada Juli. Para analis menyebut angka tersebut lebih baik dari ekspektasi dengan gain dari produksi dan lapangan pekerjaan menyebabkan peningkatan yang terjadi.
Federal Reserve AS dijadwalkan untuk bertemu pekan depan, pertama kalinya sejak serangkaian serangan teroris global terjadi dan gagalnya kudeta di Turki. Para trader menyebut The Fed akan menunda kenaikan tingkat suku bunga yang awalnya diperkirakan terjadi Juli menjadi 2017.
Menurut instrumen Fedwatch CME Group, probabilitas peningkatan suku bunga dari 0,50 menjadi 0,75 pada Juli adalah 2 persen, pada September 20 persen, pada November 22 persen, dan pada Desember 48 persen.
Pekan depan para trader menantikan dirilisnya laporan penjualan rumah baru pada Selasa (26/7/2016), laporan pemesanan barang tahan lama pada Rabu (27/7/2016) bersamaan dengan pengumuman Federal Open Market Committee.
Sedangkan pada Kamis (28/7/2016) akan ada laporan perdagangan barang internasional dan klaim tingkat pengangguran mingguan, lalu pada Jumat (29/7/2016) dirilis laporan GDP.
Harga perak untuk pengiriman September turun 12,6 sen, atau sekitar 0,64 persen, menjadi US$19,689 per ons. Harga platinum untuk pengiriman Oktober turun US$19,6, atau sekitar 1,77 persen, menjadi US$1.088,40 per ons.

