Investor Masih Memburu Aset Safe Haven
Pasardana.id - Aset safe-haven diminati, dengan Obligasi AS dan Jerman menguat signifikan pasca-pengumuman hasil referendum UE yang menunjukkan mayoritas rakyat Inggris yang memilih keluar dari Uni Eropa.
Diperkirakan aksi investor memburu US Treasury dan Bunds serta emas kembali berlanjut pada perdagangan hari ini, Senin (27/6/2016).
"Guncangan di pasar keuangan global pasca referendum Inggris mendorong investor global untuk memburu aset yang lebih aman (safe haven asset), sehingga kami perkirakan investor global masih akan memilih instrumen US Treasury, obligasi Jerman, obligasi Jepang serta mata uang dollar Amerika (USD) dan Yen Jepang (JPY) ditengah kondisi pasar keuangan yang masih bergerjolak," jelas Rangga Cipta, ekonom dari PT Samuel Sekuritas, kepada Pasardana,id, Senin (27/6/2016).
Hal tersebut, lanjut dia, akan berdampak terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan akan mempengaruhi pegerakan harga Surat Utang Negara (SUN).
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang global dengan kualitas baik (safe haven asset) pada perdagangan di akhir pekan mengalami penurunan didorong oleh aksi beli oleh investor global, dimana imbal hasil US Treasury ditutup pada level 1,5616% dari posisi penutupan sebelumnya di 1,747%.
Adapun imbal hasil Surat Utang Jerman (Bund) ditutup pada level -0,0326% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,093% dan imbal hasil dari surat utang Jepang yang ditutup pada level -0,178% turun dari penutupan sebelumnya di level -0,148%.
Adapun imbal hasil obligasi negara berkembang terlihat naik walaupun hanya terbatas. Imbal hasil SUN naik terutama pada tenor menengah tetapi hanya tipis. Akan tetapi penurunan drastis imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun membuat selisihnya dengan SUN 10 tahun menjadi melebar 622 basis poin (bps), menunjukkan investor yang meminta premium lebih tinggi atas aset berisiko.
Kenaikan imbal hasil SUN yang hanya terbatas dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga, rendahnya inflasi Juni 2016 (diumumkan Jumat mendatang) serta harapan disahkannya APBN-P dan RUU Tax Amnesty Selasa (28/6/2016) besok.
Permintaan aset safe-haven diperkirakan masih tinggi tetapi itu hanya sementara. Komitmen beberapa bank sentral utama dunia untuk menggelontorkan stimulus demi mencegah shock berlebihan pasca brexit diperkirakan bisa menjaga imbal hasil SUN yang rendah. Prospek pertumbuhan global yang lebih rendah pasca-Brexit juga berpeluang memaksa The Fed semakin menunda kenaikan FFR target berikutnya.
"Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan kembali berpeluang untuk mengalami penurunan masih terdampak oleh hasil referendum Inggris yang memutuskan keluar dari Uni Eropa," ujar I Made Adi Saputra, analis fixed income MNC Securities.
Berikut ini beberapa berita obligasi yang diprediksi dapat mempengaruhi sentimen pasar;
Berita Obligasi Global
Referendum UE menghasilkan 52% rakyat Inggris yang memilih keluar sedangkan 48% memilih tetap di UE.
Berita Obligasi Domestik
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. memberikan bunga 9,25% per tahun untuk obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2016 yang bernilai pokok Rp230 miliar.
Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap I Tahun 2016 yang diterbitkan oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk senilai Rp665 miliar, akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada hari Senin (27/6/2016).

