Laba HSBC Turun 18 Persen Terguncang Ekonomi Dunia

foto : ilustrasi (ist)

Model bisnis diversifikasi dilakukan HSBC untuk mengantisipasi keadaan tersebut seperti peningkatan pangsa pasar di pasar modal, penggabungan dan akuisisi Cina, dan pinjaman sindikasi

Pasardana.id - Laporan keuangan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Limited menunjukkan laba sebelum pajak diperoleh perusahaan ini turun 18 persen menjadi US$6,1 miliar pada kuartal I 2016 ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar US$7,1 miliar.

Namun, pencapaian ini lebih tinggi dari prakiraan analis keuangan Eropa. Sebelumnya, mereka memprediksi laba ini hanya diperoleh sebesar US$4,3 miliar sampai 31 Maret 2016.

"Laba turun melawan kuartal pertama yang sangat kuat dari 2015, tapi kami meningkatkan pangsa pasar di banyak bidang produk yang sangat penting untuk strategi kami," kata Stuart Gulliver, chief executive officer (CEO) HSBC, Selasa (3/5/2016).

Dengan begitu laba per saham 20 sen atau 26% pada tiga bulan pertama 2016 dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Penurunan pendapatan juga dialami HSBC sebesar 5 persen menjadi US$13,9 miliar pada kuartal I 2016 ketimbang periode yang sama tahun lalu.

"Ketidakpastian pasar telah menyebabkan volatilitas ekstrim pada bulan Januari dan Februari, yang melanda pendapatan di pasar dan bisnis manajemen kekayaan," ujar Gulliver.

Penyebab lain penurunan kinerja HSBC berupa pelambatan ekonomi China. Kondisi ini ditambah harga komoditas anjlok dibandingkan pada waktu lalu.

Keadaan ini membuat HSBC mengkaji rencana investasi aset sampai US$100 miliar di Asia. Malahan, bank ini akan merasionalisasi ribuan staf jika pemulihan ekonomi dunia gagal.

Sebelumnya, sejumlah efisiensi telah dilakukan Gulliver sejak 2011 pada 87.000 pekerja dari 80 unit bisnis dan 71 kantor perwakilan di 88 negara.

HSBC juga mengalami kenaikan dua kali lipat non performing loan (kredit bermasalah) menjadi US$1,16 miliar. Angka ini di luar dugaan analis hanys sebesar US$999.

Walaupun demikian pembagian dividen sebesar 10 sen per saham akan dilakukan HSBC pada kuartal I 2016.

Tantangan

Tantangan yang dihadapi HSBC adalah tetap memperoleh profitabiluas. Meskipun suku bunga kredit mengalami penurunan, pembayaran denda, dan pembayaran biaya hukum dari berbagai kasus hukum yang dialaminya.

Model bisnis diversifikasi dilakukan HSBC untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Selain iti meningkatkan pangsa pasar di pasar modal, penggabungan dan akuisisi China, dan pinjaman sindikasi.

"HSBC tahan banting menghadapi keadaan tersebut," ujarnya.

HSBC tetap berusaha memperoleh profitabilitas, menghadapi rendahnya suku bunga, pinalti serta ongkos hukum untuk aneka kasus finansial.

Masalah lain yang dihadapi HSBC seperti pencarian pengganti Gulliver yang masuk masa pensiun dengan usia 57 tahun pada tahun depan. Begitupula komisaris Douglas Fint yang berusia 60 tahun.