Perbankan Diminta Tidak
Pasardana.id - Simpanan dana perbankan lebih dipilih ke investasi ke surat berharga negara (SBN) ketimbang penyaluran kredit pada semester I 2016. Padahal, pemberian kredit dibutuhkan negara guna menumbuhkan ekonomi.
"Kami juga ingin agar jangan sampai ekspansi kredit tertahan,ââÅ¡¬ kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo di Jakarta, belum lama ini.
Keengganan bank menyalurkan kredit berakibat kenaikan nonperforming loan/NPL (kredit bermasalah) tidak perlu dikhawatirkan jika disertai prinsip kehati-hatian. Bahkan, pemerintah akan memberikan relaksasi kebijakan apabila itu terjadi pada bank.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kalau seandainya bank-bank yang mengelola usahanya yang baik, NPL terjaga, kita akan coba memberikan satu kelonggaran di makro prudensial,ââÅ¡¬ ujarnya.
Namun, Agus belum bisa menyebutkan kelonggaran yang dimaksudnya. Kemungkinan ini terjadi akibat masih melihat kondisi perbankan dan kebijakan apa yang diperlukannya. ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Bentuknya masih belum bisa kita sampaikan,ââÅ¡¬ jelasnya.
Saat ini pemerintah mengkaji relaksasi kebijakan loan to value (LTV) kendaraan bermotor dan properti. Dari langkah ini, pembayaran uang muka bisa lebih rendah berujung kenaikan pengambilan kredit.
Simpanan bank yang dipakai untuk investasi SBN di antaranya berasal dari dana pihak ketiga (DPK) seperti tabungan dan deposito. Pemerintah ingin dana ini dikucurkan sebagai kredit mikro dan kredit korporasi.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kita melihat semester II pertumbuhan kredit akan dua digit, walaupun sekarang single digit,ââÅ¡¬ tandasnya.

