Imbal Hasil SUN Bergerak Terbatas
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu (11/5/2016) kemarin bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang bervariasi.
Pelaku pasar menantikan hasil dari review lembaga pemeringkat Standard&Poors (S&P) terhadap peringkat utang Indonesia. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 basis poin (bps) di mana perubahan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang relatif bergerak terbatas.
Imbal hasil Surat Utang Negara bertenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 7 bps didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 8 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) bergerak terbatas pada kisaran 1 - 2 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 2 - 8 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 45 bps.
"Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dikarenakan investor yang masih menantikan hasil review tahunan dari lembaga pemeringkat S&P terhadap peringkat utang Indonesia," papar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, dalam risetnya Kamis (12/5/2016).
Pelaku pasar menantikan apakah lembaga pemeringkat tersebut akan menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) pada peringkat "BBB-" ataukah masih akan mempertahankan pada peringkat "BB-".
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13309,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 23,00 pts (0,17%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Dibuka menguat pada level 13274,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan pada awal hingga pertengahan sesi perdagangan, nilai tukar rupiah menjelang berakhirnya sesi perdagangan justru mengalami pelemahan dengan diperdagangkan pada kisaran 13252,50 hingga 13318,00 per dollar Amerika.
Rupiah dan Baht Thailand (THB) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan penguatan terbesar didapati pada Yen Jepang (JPY) diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW).

