Dipicu Beban Usaha, Arpeni Pratama Rugi Rp750,08 Miliar pada 2015
Pasardana.id - Kinerja keuangan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) memburuk pada 2015. Kemerosotan kinerja perseroan antara lain disebabkan oleh persaingan ketat di antara perusahaan jasa pengangkutan minyak dan gas.
Selain itu, perlembatan ekonomi yang disertai turunnya harga minyak mentah dunia juga ikut mengganjal kinerja perseroan. Ini lantaran banyak perusahaan migas yang mengurangi pengangkutan sepanjang 2015.
Akuulasi dari peningkatan beban usaha dan tingginya tingkat persaingan memicu APOL menderita kerugian signifikan mencapai Rp750,082 miliar pada 2015.
Padahal, di tahun sebelumnya 2014, perseroan masih membukukan laba sebesar Rp20,66 miliar.
Kerugian APOL tersebut, seperti terungkap dari laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan BEI, Senin (4/4), antara lain disebabkan oleh kenaikan beban usaha sebesar 241,12% menjadi Rp609,02 miliar pada 2015 dari Rp178,53 miliar pada tahun 2014.
Beban terbesar APOL adalah beban operasi lain yang mencapai Rp413,99 miliar.
Peningkatan beban operasi menyebabkan emiten jasa perkapalan beraset Rp1,600 triliun pada 2015 itu menderita rugi usaha sebesar Rp524,77 miliar.
Ini membengkak hingga 3.606% dibandingkan Rp14,15 miliar pada tahun 2014. Adapun rugi sebelum pajak perseroan mencapai Rp783,19 miliar pada 2015, dari laba sebelum pajak Rp22,5 miliar.
Pendapatan APOL 2015 mencapai Rp663,38 miliar, merosot sekitar 19,55% dibanding Rp824,64 miliar pada 2014. Kontributor terbesar pendapatan dari jasa pengoperasian kapal milik sendiri yang mencapai Rp356 miliar, dan kapal sewa sebesar Rp201 miliar.
Kinerja keuangan perseroan yang memburuk juga turut berimbas negatif terhadap harga saham APOL di bursa.
Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015, saham emiten jasa pengangkutan laut tersebut turun sebesar 30,95%, dari Rp84 per unit pada 2 Januari 2015 menjadi Rp58 per unit pada 30 Desember 2015.
Saham APOL tergolong saham 'tidur' di BEI karena jarang ditransaksi investor hingga 2016 ini.

