Beban Operasional Meningkat, Laba 2015 Unilever Indonesia Turun 1%
Pasardana.id - Penurunan daya beli masyarakat telah berdampak negatif terhadap kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada 2015.
Perlambatan ekonomi domestik disertai melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga Rp14.700 per US$ pada tahun lalu ikut memangkas laba UNVR. Selain itu, kemerosotan kinerja UNVR juga disebabkan oleh meningkatnya beban pemasaran dan penjualan sepanjang tahun 2015.
Menurut laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan, Rabu (30/3), laba UNVR turun sebesar 1% menjadi Rp5,852 triliun (Rp766 per saham) pada 2015, dibandingkan Rp5,927 triliun (Rp776 per saham) pada 2014.
Penurunan laba emiten produk barang konsumen tersebut, antara lain disebabkan oleh peningkatan beban pemasaran dan penjualan UNVR pada 2015 sebesar 11%, dari Rp6,52 triliun menjadi Rp7,24 triliun.
Selain beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi UNVR juga meningkat sebesar 30,45% menjadi Rp3,466 triliun pada tahun 2015.
Peningkatan beban umum dan administrasi tersebut menyebabkan laba usaha emiten beraset Rp15,73 triliun per Desember 2015 itu turun sebesar 0,87%, dari Rp8,01 triliun menjadi Rp7,94 triliun.
Kendati laba turun, penjualan 2015 UNVR masih tumbuh sebesar 5,7%, yaitu dari Rp34,51 triliun menjadi Rp36,48 triliun. Seiring kenaikan penjualan bersih, beban pokok penjualan UNVR juga bertambah 3% menjadi Rp17,835 triliun.
Meski demikian, laba kotor UNVR tetap tumbuh sebesar 8,4% menjadi Rp18,649 triliun dari Rp17,207 triliun.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, Rabu (30/3), hingga pukul 10.19 WIB, harga saham UNVR turun Rp300 (0,69%) menjadi Rp42.700, dari harga penutupan Selasa (29/3) sebesar Rp42.975 per unit.
Untuk periode 30 Desember 2015 - 29 Maret 2016, harga saham UNVR meningkat 16,15%, yaitu dari Rp37.000 menjadi Rp42.975 per unit.

