Disokong Pendapatan, Laba 2015 Tiphone Mobile Indonesia Meningkat 19%

PASARDANA.ID - Perekonomian Indonesia yang melambat pada 2015 tidak berimbas terhadap bisnis jasa telekomunikasi. Buktinya, belanja hanphone dan alat telekomunikasi lainnya terus meningkat. Hal ini berhasil mendorong pertumbuhan pendapatan emiten telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tahun lalu. Kenyataan ini dirasakan oleh PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) yang mampu membukukan laba cukup signifikan pada 2015.

 

Dari laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan, Jumat (18/3) terungkap, laba TELE meningkat 19,07% menjadi Rp370,35 miliar (Rp52 per saham) pada 2015 dibandingkan Rp311,03 miliar (Rp51 per saham) pada 2014. Ini seiring kenaikan pendapatan bersih TELE sebesar 51,06%, dari Rp14,590 triliun menjadi Rp22,040 triliun pada 2015.

 

Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik 31,3% menjadi Rp20,83 triliun pada 2015. Namun laba kotor TELE masih tumbuh 47,4% menjadi Rp1,207 triliundari Rp819,2 miliar pada 2014. Sementara laba usaha emiten beraset Rp7,13 triliun per Desember 2015 itu naik 43,5%, dari Rp540,86 miliar menjadi Rp776,27 miliar.

 

Hingga pukul 15.22 WIB perdagangan sesi kedua di BEI, Jumat (18/3) saham TELE tercatat di Rp760, naik Rp15 dibanding penutupan Kamis (17/3) sebesar Rp745 per unit. Sementara untuk periode perdagangan di BEI pada 30 Desember 2015 sampai dengan 17 Maret 2016, harga saham TELE turun 3,25%, yaitu dari Rp770 menjadi Rp745 per unit.

 

Minat beli investor terhadap saham emiten jasa telekomunikasi tersebut cukup besar. Hal ini tampak dari lkuiditas perdagangan saham TELE yang cukup baik hingga tahun ini. Pelaku pasar optimistis, pertumbuhan kinerja keuangan TELE akan berlanjut pada tahun ini. Hal tersebut seiring membaiknya ekonomi Indonesia tahun ini. Kenyataan tersebut terindikasi melalui penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pelonggaran suku bunga acuan BI rate ke level 6,7%, serta inflasi yang masih cukup terkendali. (*)