Tergerus Beban Keuangan, Laba Arita Prima Indonesia Merosot 45% pada 2015
PASARDANA.ID - Manajemen PT Artita Prima Indonesia Tbk (APII) belum berhasil menekan beban operasional sepanjang tahun lalu. Ini tampak dari lonjakan sejumlah beban, seperti beban keunagan, beban usaha dan lainnya sehingga perusahaan distributor tersebut mengalami penurunan penjualan dan laba cukup signifikan. Lonjakan beban tersebut seiring pelambatan ekonomi domestic serta serta merosotnya nilai tukar rupiah hingga Rp14.700 per US$. Akibatnya, kinerja keuangan perseroan anjlok tajam pada tahun lalu.
Dari laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia, Senin (14/3) teruangkap, laba APII mencapai Rp16,54 miliar (Rp15 per saham) pada 2015, turun 45% dibandingkan 2014 yang mencapai Rp30,08 miliar (Rp28 per saham). Penurunan laba tersebut disebakan oleh merosotnya penjualan, kenaikan beban usaha dan beban keuangan emiten distributor tersebut pada tahun lalu.
Manajemen APII mengemukakan, penjualan bersih APII turun sebesar 21,32% menjadi Rp202,115 miliar dari Rp256,882 miliar pada 2014. Seiring penjualan, beban pokok penjualan berkurung 39,8% menjadi Rp80,50 miliar pada 2015. Akan tetapi, penurunan beban pokok tersebut belum berimbas terhadap kinerja keuanganna. Laba kotor APII juga turun 1,3% menjadi Rp121,61 miliar dari Rp123,20 miliar.
Selain itu, beban usaha APII naik 11,72% menjadi Rp71,70 miliar. Ini berasal dari kenaikan beban penjualan sebesar 0,92%jadi Rp35,16 miliar. Berikut beban administrasi dan umum APII meningkat sebesar 7,5% menjadi Rp39,82 miliar pada 2015. Peningkatan beban tersebut mengakibatkan laba usaha APII turun sebesar 15,45% menjadi Rp49,90 miliar pada tahun 2015.
Pada saat yang sama, beban keuangan emiten beraset Rp421,87 miliar per Desember 2015 itu meningkat 52,8% menjadi Rp24,82 miliar. Dari laporan keuangan APPI tersebut tergambar, kemerosotan kinerja keuang perseroan tahun lalu lebih disebabkan oleh penurunan penjualan. Selain itu, ketidakberhasilan manajemen dalam menekan beban usaha juga ikut memicu penurunan kinerja APII. Oleh sebab itu, manajemen harus mampu mengurangi beban operasional pada tahun ini. Tentu saja, hal ini perlu dilakukan perseroan untuk kembali membukukan pertumbuhan kinerja positif tahun 2016. (*)

