MARKET REVIEW Rabu (28/12/2016)

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016, Research & Analyst PT Corfina Capital menyoroti beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini, Rabu (28/12).

Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;

Wall Street Review

Bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan, dengan Dow Jones tercatat menguat +0.06% pada level 19,945.04, S&P 500 tercatat menguat +0.22% pada level 2,268.88 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.45% pada level 5,487.44.

EIDO yang merupakan Indeks Benchmark saham ââÅ¡¬“ saham Indonesia mengalami penguatan yang cukup tinggi, sebesar +2.06% pada level 23.27.

Penguatan Bursa Wall Street terjadi ditengah kenaikan tipis harga minyak mentah dunia, Dow Jones saat ini tengah bergerak pada range harga mendekati level 20,000, akan tetapi investor masih terlihat menunggu untuk membawa Dow Jones mencapai level tersebut, perlu ada katalis yang cukup positif untuk mempengaruhi pergerakan Dow Jones.

Indeks Kepercayaan Konsumen Amerika Serikat tercatat mengalami peningkatan yang cukup drastis pada bulan Desember menjadi 113.7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 109.4 dan jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang hanya sebesar 108.5.

Masyarakat yakin bahwa Donald Trump akan mampu mengeksekusi kebijakannya, sehingga pada akhirnya lapangan kerja diperluas, pendapatan masyarakat tinggi dan prospek ekonomi menjadi lebih baik.

Adapun kebijakan Donald Trump antara lain perluasan lapangan kerja, pemangkasan pajak dan mempermudah regulasi.

Tetapi sentiment positif diatas belum mampu menjadi katalis pergerakan Dow Jones untuk mencapai level 20,000.

Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami peningkatan pada level 2.562% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami penguatan sebesar +0.05% pada level 103.020.

Komoditi

Harga minyak mentah dunia bergerak variatif, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -0.13% pada level 53.83 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +1.69% pada level 56.09 USD/barel.

Harga Emas mengalami peningkatan sebesar +0.19% pada level 1,141.01, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tidak mengalami perubahan pada level 89.55 USD/metric tonnes.

Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penguatan drastis sebesar +2.22% pada level 3,128 RM/metric tonnes. Harga tembaga mengalami penguatan +0.42% pada level 252.60 USD/lb.

Penguatan harga minyak mentah dunia terjadi setelah Arab Saudi melontarkan pernyataan bahwa harga minyak mentah dunia akan kembali normal dengan adanya pemangkasan output produksi. Seperti diketahui, OPEC dan negara non Anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi miyak mentah dunia sebesar 1.8 juta barel per hari mulai bulan Januari 2017.

Jepang

Dari Asia, Indeks Topix Jepang mengalami pelemahan -0.09% pada level 1,534.82, pelemahan terjadi ditengah stagnansi level inflasi pada bulan November, yang mana secara bulanan tercatat 0% MoM dan secara tahunan tercatat 0.5% YoY.

Pengeluaran rumah tangga masih berada pada level negative -0.6% MoM dan secara tahunan tercatat -1.5% YoY. Demikian juga pembangunan rumah hanya tumbuh 6.7% YoY pada bulan November, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13.1% YoY. 

Indonesia Market

Dari dalam negeri, menjelang akhir tahun, porsi kepemilikan investor ritel di surat berharga negara (SBN) kembali menyusut.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 22 Desember 2016, porsi individu di SBN terkikis 7,54% menjadi Rp 57,85 triliun. Padahal per 30 November 2016, investor ritel yang menggenggam SBN mencapai Rp 62,7 triliun.

Sementara itu, realisasi uang tebusan dari amnesti pajak belum bisa menembus angka Rp 100 triliun. Uang tebusan amnesti pajak berdasarkan surat penyampaian harta (SPH) yang diterima hingga hari ini baru mencapai Rp 98,61 triliun atau 59,76% dari target Rp 165 triliun.

Pada Selasa, 27 Desember 2016 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan sebesar +75.250 poin atau +1.497% pada level 5,102.954. Penguatan IHSG cukup tinggi setelah melemah cukup dalam sejak 9 Desember 2016. Investor asing mencatatkan net buy sebesar 253.6 Milyar dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sektor Aneka Industri, Konsumer dan Properti.

Technical Rebound yang terjadi akan berlanjut hingga penutupan perdagangan pada akhir tahun 2016, hal tersebut dipengaruhi fenomena window dressing dan aksi bargain hunting karena saham saham pada IHSG sudah relatif cukup murah.

Namun perlu diingat, rebound IHSG hanya didasari oleh technical rebound saja, mengingat minimnya katalis positif baik luar negeri maupun dalam negeri yang mampu menopang IHSG menuju teritori positif.

Strategi Buy On Weakness bisa dilakukan pada kondisi saat ini untuk mengantisipasi rebound IHSG yang terjadi. IHSG pada hari ini diperkirakan bergerak pada range harga 5,080 ââÅ¡¬“ 5,170.