MARKET REVIEW Kamis (29/12/2016)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (29/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi pola pergerakan saham di lantai Bursa Efek Indonesia diperdagangan hari ini, Kamis (29/12/2016).
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut;
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup mengalami koreksi, dengan Dow Jones tercatat melemah -0.56% pada level 19,833.68, S&P 500 tercatat melemah -0.84% pada level 2,249.92 dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan -0.89% pada level 5,438.56.
EIDO yang merupakan Indeks Benchmark saham-saham Indonesia mengalami penguatan yang cukup tinggi, sebesar +1.33% pada level 23.58.
Pada akhirnya, pergerakan harga tidak mampu bertahan untuk menembus level psikologis dari Dow Jones pada level 20,000 dan berubah arah menjadi koreksi.
Koreksi ini telah menjadi bagian dari aksi Investor untuk merealisasi keuntungan yang telah didapat pasca terpilihnya Donald Trump yang mana telah membuat
Bursa Wall Street mengalami kenaikan cukup tinggi.
Hal tersebut memiliki korelasi terbalik terhadap Bursa Emerging Market pasca terpilihnya Donald Trump, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berlawanan arah dengan pergerakan Bursa Wall Street, sehingga ketika pada perdagangan kemarin Bursa Wall Street mengalami pelemahan, tetapi EIDO mencatatkan kenaikan sebesar +1.33%.
Perubahan arah korelasi tersebut akan cenderung terus terjadi sampai Donald Trump benar-benar mengkonfirmasi program kerja, yang mana selama ini cenderung berdampak negative untuk pasar Emerging Market, seperti proteksionisme perdagangan dan minimalisasi kerjasama antar negara yang dianggap kurang menguntungkan Amerika Serikat.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami penurunan pada level 2.499% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami pelemahan sebesar -0.17% pada level 103.120.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia bergerak variatif, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -0.63% pada level 53.72 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.23% pada level 56.22 USD/barel.
Harga Emas mengalami peningkatan sebesar +0.23% pada level 1,144.24, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 mengalami kenaikan sebesar +2.46% pada level 91.75 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat stagnan pada level 3,128 RM/metric tonnes.
Harga tembaga mengalami penguatan +0.22% pada level 250.60 USD/lb.
Pernyataan Arab Saudi bahwa harga minyak mentah dunia akan kembali normal dengan adanya pemangkasan output produksi masih menjadi katalis positif pergerakan harga minyak mentah dunia, walaupun cadangan minyak mentah Amerika Serikat mengalami peningkatan.
Seperti diketahui, OPEC dan negara non Anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi miyak mentah dunia sebesar 1.8 juta barel per hari mulai bulan Januari 2017.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, Persepsi risiko berinvestasi di Tanah Air terus mengecil. Ini tercermin pada penurunan angka credit default swap (CDS). Mengacu Bloomberg, pada Selasa (27/12), CDS Indonesia bertenor lima tahun mencapai 158,5, atau membaik 31,06% dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat 229,92.
Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Oktober 2016, total nilai dana milik perbankan yang diparkir di surat utang negara mencapai Rp 884,64 triliun. Angka penempatan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia (SPI) OJK, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 saja, kenaikan penempatan ini mencapai 31,99%.
Faktor yang mempengaruhi diantaranya lemahnya pertumbuhan kredit dikarenakan para pelaku usaha masih wait and see terhadap kondisi ekonomi dalam negeri, yang kedua adalah lantaran adanya peningkatan dana di perbankan sebagai imbas dari program amnesti pajak (tax amnesty) yang digelar oleh pemerintah tahun ini.
Berdasarkan data CDS dapat terlihat bahwa risiko yang terjadi sudah relative kecil dan dapat menarik minat investasi para investor baik domestic maupun global, selanjutnya pemerintah diharapkan terus mempertahankan kinerja, sehingga ekonomi Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Pada Rabu, 28 Desember 2016 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan sebesar +106.491 poin atau +2.087% pada level 5,209.445. Penguatan IHSG terus berlanjut setelah melemah cukup dalam sejak 9 Desember 2016.
Investor asing mencatatkan net buy sebesar 682.9 Milyar dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sektor Konsumer, Properti dan Aneka Industri.
Pembelian bersih oleh Investor Asing cenderung fluktuatif, dimana pada awal sesi perdagangan mencatatkan net buy sekitar 1.3 Triliun, tetapi pada awal sesi kedua mencatatkan net sell sebesar 93 Milyar dan pada akhir sesi tercatat net buy sebesar 682.9 Milyar.
Dengan adanya penguatan yang signifikan pada IHSG seiring technical rebound yang terjadi dan juga kenaikan EIDO, dapat dimanfaatkan oleh Investor untuk melakukan profit taking terlebih dahulu, kami memperkirakan bahwa IHSG masih akan melajutkan penguatan hingga penutupan Bursa pada 30 Desember 2016.
Namun hal tersebut dapat dijadikan momentum untuk mengamankan keuntungan terlebih dahulu, dan mulai memutuskan untuk berinvestasi kembali pada awal tahun 2017.
IHSG diperkirakan bergerak pada range harga 5,170 - 5,250.

