Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Cenderung Turun dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 7 Bps
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 21 Desember 2016 kemarin, kembali bergerak bervariasi dengan cenderung mengalami penurunan pada sebagian besar seri Surat Utang Negara yang didukung oleh berlanjutnya aksi beli oleh investor.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,4 bps,ââÅ¡¬ ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan berkisar antara 3 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 20 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 7 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 65 bps.
Menurut I Made, harga Surat Utang Negara sempat mengalami penurunan di awal perdagangan terimbas kenaikan imbal hasil surat utang global, namun harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan yang didapati pada sebagian besar seri Surat Utang Negara.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kenaikan harga tersebut masih didukung oleh aksi beli oleh investor yang ingin menempatkan dananya di Surat Utang Negara di tengah ketiadaan pasokan Surat Utang Negara baru hingga akhir tahun 2016,ââÅ¡¬ terangnya.
Lebih lanjut I Made mengungkapkan, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, bahwa hingga pertengahan Desember 2016 target penerbitan Surat Berharga Negara telah mencapai 100% dari target penerbitan di tahun 2016, sehingga pasokan Surat Utang Negara baru akan ada kembali di tahun 2017.
Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih dibatasi oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah serta dibayangi oleh aksi jual oleh investor asing.
Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara per tanggal 20 Desember 2016, kepemilikan investor asing mengalami penurunan senilai Rp458 miliar dibandingkan dengan posisi per tanggal 19 Desember 2016.
Secara keseluruhan, lanjut I Made, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 6 bps di level 7,49% dan penurunan sebesar 2 bps masing - masing untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun di level 7,811% dan 8,03%.
Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 7 bps di level 8,07%.

