HITS Berencana Bagi Dividen Interim Laba Bersih Akhir September 2016
Pasardana.id - PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) berencana membagikan dividen interim laba bersih laporan keuangan yang berakhir pada 30 september 2016.
Jika rencana itu terlaksana maka emiten pelayaran ini pertama kali membagi dividen setelah 8 tahun tidak berbagi keuntungan dengan pemegang saham.
Direktur Utama HITS, Theo Lekatompessy mengatakan, rencana untuk menjawab pertanyaan pemegang saham terkait dengan pergerakan harga saham HIT dinilai tak banyak bergerak.
"Kami ada kabar baik bagi investor...kami akan membagikan dividen interim dan saat ini menunggu review akuntan publik atas laporan keuangan perseroan yang berakhir 30 September 2016," terang Theo di Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Direktur HITS, Budi Haryono menambahkan, bahwa hasil review tersebut akan keluar sebelum tutup tahun 2016. Setelah mendapat hasil review dari akuntan publik, pihaknya akan meminta persetujuan Dewan Komisisaris.
Namun dia yakin, hasil review tersebut akan mengesahkan laba bersih yang didapat perseroan. Sementara hingga akhir Juni 2016, perseroan membukukan pendapatan Rp394,6 miliar dan laba bersih Rp15,2 miliar. Sehingga, mengacu dari laporan keuangan terakhir tersebut, yakni laporan keuangan akhir September 2016, perseroan mencatatkan laba berish.
"Paling tidak ada dividen Rp1 - Rp2 perlembar saham," terang dia.
Lebih lanjut juga disampaikan, perkiraan hingga akhir tahun perseroan akan membukukan pendapataan USD70,4 juta dan laba komprehensif sebesar USD7,3 Juta.
Dalam kesempatan yang sama, Budi mengatakan, rencana melepas treasury stock atau saham hasil pembelian kembali akan dilepas segera mungkin.
"Jumlah treasury stock kami 309.255.000 lembar saham jika rata-rata harga saham kami Rp710 - Rp720 maka akan mendapat Rp210 miliar hingga Rp220 miliar," terang dia.
Ia menjelaskan, pihaknya masih punya waktu 7 hari kedepan untuk melaksanakan pelepasan treasury stock tersebut. Dalam hal ini, pihaknya telah menunjuk PT BNI Sekuritas sebagai penjamin emisi dan sudah bertemu 26 dana pensiun.
Namun, hingga kini pihaknya dan calon investor tersebut, belum menemukan titik temu terkait besaran diskon harga.
"Proses usaha sudah dilakukan, namun belum cocok saja besaran diskonnya," terang dia.

