ANALIS : Investor Perlu Mewaspadai Pelemahan Harga Minyak Mentah Dunia dan Sentiment The Fed

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung mengalami kenaikan, seiring kenaikan EIDO yang cukup tinggi.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Tetapi Investor perlu mewaspadai pelemahan harga minyak mentah dunia dan sentiment The Fed,ââÅ¡¬ ujar Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Menurut Putu, pengguatan hanya bersifat terbatas dan IHSG cenderung fluktuatif menjelang keputusan The Fed.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…IHSG diperkirakan bergerak pada range harga 5,250 -5,300,ââÅ¡¬ jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, pada perdagangan kemarin, Selasa, 13 Desember 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar -14.507 poin atau -0.273% pada level 5,293.619.

Meski demikian, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar 234.1 Milyar.

Menurut Putu, hal tersebut masih terkait sentiment pertemuan The Fed, Investor Asing masih akan terus melakukan penjualan dan beranggapan apabila suku bunga acuan Amerika Serikat kembali dinaikkan, maka akan cenderung lebih baik berinvestasi di Amerika Serikat karena risikonya lebih rendah dibandingkan Indonesia.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Tapi bagaimanapun juga yield investasi yang dihasilkan di Indonesia masih relatif lebih menarik dengan inflasi Indonesia saat ini yang relatif rendah dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih lebih baik dibandingkan tahun 2016,ââÅ¡¬ terangnya.

Ditambahkan, investor tidak perlu khawatir mengenai fenomena keluarnya dana Investor Asing. Apabila koreksi IHSG terjadi hingga menyentuh support 5,211, maka merupakan sebuah peluang untuk melakukan subscription pada instrument reksadana, karena koreksi IHSG bersifat sementara dan merupakan koreksi sehat, mengingat posisi IHSG masih berada pada trend bullish positif.

Ditambahkan, kenaikan harga minyak mentah dunia dan harga komoditas lainnya juga akan mampu menopang kinerja ekspor Indonesia, dan hal tersebut akan menopang pertumbuhan GDP Indonesia menjadi lebih baik lagi pada akhir tahun 2016.

Sementara itu, data Tax Amnesty menunjukkan, hingga 14 Desember 2016, total harta yang telah dilaporkan mencapai Rp 4,003 Triliun dan telah melebihi target Pemerintah yang sebesar Rp 4,000 Triliun, sedangkan realisasi pembayaran tebusan telah mencapai Rp 100 Triliun dari target Pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun hingga Maret 2017.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Dengan adanya Tax Amnesty sangat cukup untuk mengimbangi capital outflow dari Investor Asing,ââÅ¡¬ tandas Putu.