MARKET REVIEW Rabu (14/12/2016)

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (14/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi bakal mempengaruhi pergerakan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia diperdagangan hari ini, Rabu (14/12/2016).

Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;

Wall Street Review

Bursa Wall Street secara keseluruhan ditutup mengalami kenaikan, dimana Dow Jones tercatat menguat +0.58% pada level 19,911.21, S&P 500 tercatat menguat +0.65% pada level 2,271.72 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.95% pada level 5,463.83. EIDO mengalami penguatan tinggi sebesar +1.52% pada level 24.70.

Kenaikan Bursa Wall Street dipengaruhi oleh pertemuan The Fed sejak 13 November 2016 hingga penentuan suku bunga acuan Amerika Serikat pada 15 November 2016.

Investor berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan dengan probabilitas 100%, Investor sangat yakin akan kenaikan suku bunga The Fed dengan optimism penguatan ekonomi dunia dan juga stimulus fiskal yang akan di berikan oleh presiden Donald Trump.

Yield Obligasi Pemerintah Amerika dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan menjadi 2.464%.

Dollar Spot Index menurut data Bloomberg mengalami pelemahan sebesar -0.06% pada level 101.010. Tetapi angka tersebut menguat dibandingkan hari kemarin yang tercatat sebesar 100.930

Komoditi

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan, dimana minyak WTI tercatat melemah sebesar -1.30% pada level 52.29 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -1.09% pada level 55.11 USD/barel.

Harga Emas mengalami pelemahan -0.27% pada level 1,159.08, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat menguat tipis sebesar +0.06% pada level 81.55 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penurunan sebesar -0.48% pada level 3,098 RM/metric tonnes.

Harga tembaga mengalami pelemahan sebesar -0.17% pada level 259.45 USD/lb.

Bagaimanapun juga penurunan harga minyak mentah dunia merupakan koreksi setelah mencapai kenaikan sebesar 17% sejak OPEC setuju melakukan pemangkasan output produksi pada 30 November lalu untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia.

Eropa, Jepang dan China

Dari Eropa, pertumbuhan data pekerja mengalami peningkatan sebesar 0.3% QoQ pada kuartal III 2016, tetapi angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II yang tumbuh sebesar 0.4% QoQ, dan secara tahunan mengalami pertumbuhan 1.2% YoY, lebih rendah dari kuartal II yang tercatat sebesar 1.4% YoY.

Dari Jepang, data Production Price Index mengalami perbaikan menjadi 0.4% MoM pada bulan November, dari bulan Oktober yang tercatat sebesar -0.1% MoM, secara tahunan juga tercatat lebih baik menjadi -2.2% YoY, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar -2.7% YoY.

Dari China, data Industrial Production mengalami pertumbuhan sebesar 6.2% YoY pada bulan November, lebih baik dibandingkan bulan Oktober yang tercatat sebesar 6.1% YoY, dan Angka penjualan ritel mengalami peningkatan cukup tinggi menjadi 10.8% YoY pada bulan November, lebih tinggi dari bulan Oktober yang tercatat sebesar 10.0% YoY.

Indonesia Market

Pada perdagangan kemarin 13 Desember 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar -14.507 poin atau -0.273% pada level 5,293.619.

Investor Asing masih mencatatkan net sell sebesar 234.1 Milyar. Hal tersebut masih terkait sentiment pertemuan The Fed, Investor Asing masih akan terus melakukan penjualan dan beranggapan apabila suku bunga acuan Amerika Serikat kembali dinaikkan, maka akan cenderung lebih baik berinvestasi di Amerika Serikat karena risikonya lebih rendah dibandingkan Indonesia, tapi bagaimanapun juga yield investasi yang dihasilkan di Indonesia masih relatif lebih menarik dengan inflasi Indonesia saat ini yang relatif rendah dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih lebih baik dibandingkan tahun 2016.

Investor tidak perlu khawatir mengenai fenomena keluarnya dana Investor Asing, Apabila koreksi IHSG terjadi hingga menyentuh support 5,211, maka merupakan sebuah peluang untuk melakukan subscription pada instrument reksadana, karena koreksi IHSG bersifat sementara dan merupakan koreksi sehat, mengingat posisi IHSG masih berada pada trend bullish positif.

Kenaikan harga minyak mentah dunia dan harga komoditas lainnya juga akan mampu menopang kinerja ekspor Indonesia, dan hal tersebut akan menopang pertumbuhan GDP Indonesia menjadi lebih baik lagi pada akhir tahun 2016.

Data Tax Amnesty menunjukkan, hingga 14 Desember 2016, total harta yang telah dilaporkan mencapai Rp 4,003 Triliun dan telah melebihi target Pemerintah yang sebesar Rp 4,000 Triliun, sedangkan realisasi pembayaran tebusan telah mencapai Rp 100 Triliun dari target Pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun hingga Maret 2017.

Dengan adanya Tax Amnesty sangat cukup untuk mengimbangi capital outflow dari Investor Asing.

Pada hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mengalami kenaikan, seiring kenaikan EIDO yang cukup tinggi, tetapi Investor perlu mewaspadai pelemahan harga minyak mentah dunia dan sentiment The Fed.

Pengguatan hanya bersifat terbatas dan IHSG cenderung fluktuatif menjelang keputusan The Fed.

IHSG diperkirakan bergerak pada range harga 5,250 - 5,300.