MARKET REVIEW Selasa (13/12/2016)

foto : istimewa

Pasardana.id -  Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (13/12/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi bakal mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Selasa (13/12/2016).

Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review Selasa (13/12/2016).

Wall Street Review

Bursa Wall Street ditutup bervariasi, dimana hanya Dow Jones tercatat menguat +0.20% pada level 19,796.43, sedangkan S&P 500 tercatat melemah -0.11% pada level 2,256.96 dan Nasdaq tercatat mengalami penurunan -0.59% pada level 5,412.54. EIDO mengalami pelemahan sebesar -0.86% pada level 24.33.

Pergerakan Bursa Wall Street yang cukup bervariasi dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia dan sentiment pertemuan The Fed yang akan diselenggarakan pada pekan ini 14 ââÅ¡¬“ 15 Desember 2016 mengenai kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.

Yield Obligasi Pemerintah Amerika dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan menjadi 2.48% untuk pertama kalinya sejak tahun 2014.

Dollar Spot Index menurut data Bloomberg mengalami pelemahan sebesar -0.10% pada level 100.930.

Komoditi

Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +1.53% pada level 52.29 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +1.73% pada level 55.27 USD/barel.

Harga Emas mengalami penguatan +0.22% pada level 1,162.43, harga batu bara untuk kontrak bulan Januari 2017 tercatat menguat tajam sebesar +2.19% pada level 81.50 USD/metric tonnes. Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penurunan sebesar -0.92% pada level 3,113 RM/metric tonnes.

Harga tembaga mengalami pelemahan sebesar -0.57% pada level 260.40 USD/lb.

Penguatan harga minyak mentah dunia terjadi setelah Bloomberg melakukan perhitungan, bahwa dengan terjadinya kesepakatan antara OPEC dan 11 negara produsen minyak lainnya, maka akan menurunkan akumulasi persediaan minyak sejak tahun 2014 hingga 760.000 barel per hari, untuk semester pertama tahun 2017.

Indonesia Market

Pada perdagangan sepekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar +62.17 poin atau +1.19% selama sepekan dan ditutup pada level 5,308.13. Investor asing masih terus mencatatkan penjualan bersih, dan selama sepekan telah mencatatkan net sell sebesar 2.2 Triliun, tetapi selama tahun 2016, Investor asing masih mencatatkan net buy sebesar 17 Triliun.

Investor Asing terus mencatatkan penjualan bersih dipengaruhi oleh sentiment kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan diumumkan pada tanggal 15 Desember 2016. Keputusan  The Fed akan menjadi puncak capital outflow dari Investor Asing, setelah tanggal tersebut.

IHSG diperkirakan akan kembali menjadi incaran Investor Asing, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik diantara negara lainnya baik, di dunia maupun negara Emerging Market.

Investor tidak perlu khawatir mengenai fenomena keluarnya dana Investor Asing, Apabila koreksi IHSG terjadi hingga menyentuh support 5,211, maka merupakan sebuah peluang untuk melakukan subscription pada instrument reksadana, karena koreksi IHSG bersifat sementara dan merupakan koreksi sehat, mengingat posisi IHSG masih berada pada trend bullish positif.

Kenaikan harga minyak mentah dunia dan harga komoditas lainnya juga akan mampu menopang kinerja ekspor Indonesia, dan hal tersebut akan menopang pertumbuhan GDP Indonesia menjadi lebih baik lagi pada akhir tahun 2016.

Data Tax Amnesty menunjukkan, hingga 13 Desember 2016, total harta yang telah dilaporkan mencapai Rp 3,999 Triliun dari target Pemerintah sebesar Rp 4,000 Triliun, sedangkan realisasi pembayaran tebusan telah mencapai Rp 100 Triliun dari target Pemerintah yang sebesar Rp 165 Triliun hingga Maret 2017.

Dengan adanya Tax Amnesty sangat cukup untuk mengimbangi capital outflow dari Investor Asing.