Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Kemarin Senilai Rp9,91 Triliun dari 37 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Selasa (29/11) kemarin, masih cukup besar meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yakni senilai Rp9,91 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp3,68 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,063 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 101,13% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0068, senilai Rp1,06 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 101,83%,ââÅ¡¬ ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, jelas dia, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp417,6 miliar dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp115 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,73% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap III Tahun 2014 (APLN01CN3) senilai Rp40 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 96,76%,ââÅ¡¬ ujarnya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13560,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 28,00 pts (0,21%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya.
Bergerak cukup berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami pelemahan pada kisaran 13522,00 hingga 13575,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika bergerak melemah di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Rupee India (INR) dan Won Korea Selatan (KRW).
Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh rupiah dan Baht Thailand (THB).

