Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Akhir Pekan Kemarin Senilai Rp10,09 Triliun dari 29 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin, Jumat (25/11/2016), tercatat senilai Rp10,09 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp5,68 triliun.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,40 triliun dari 67 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,35% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0073 senilai Rp2,10 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 102,96%,ââÅ¡¬ ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (28/11/2016).

Sementara itu, lanjut dia, volume perdagangan obligasi korporasi yang diperdagangkan pada akhir pekan kemarin senilai Rp1,05 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BBIA01BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp124 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Perum Pegadaian Tahap I Tahun 2011 Seri C (PPGD01CCN1) senilai Rp84 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%,ââÅ¡¬ terangnya.

Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan di akhir pekan kemarin, ditutup menguat sebesar 33,00 pts (0,24%) pada level 13525,00 per dollar Amerika.

Sempat dibuka melemah pada awal perdagangan, nilai tukar rupiah terhaap dollar Amerika bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13478,00 hingga 13582,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan jelang berakhirnya sesi perdagangan di tengah mata uang regional yang juga terlihat cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.

Penguatan nilai mata uang regional dipimpin oleh Rupee India (INR) diikuti oleh mata uang rupiah dan Yen Jepang (JPY).

Namun demikian, dalam sepekan, mata uang regional lebih cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan pelemahan terbesar didapati pada JPY (1,83%) diikuti oleh Ringgit Malaysia (0,88%) dan rupiah sebesar 0,64%.