Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Kemarin Senilai Rp6,22 Triliun dari 31 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Senin (21/11) kemarin, masih cukup tinggi meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yakni tercatat senilai Rp6,22 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,27 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,66 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 101,93% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp859,45 miliar dari 16 kali transaksi di harga rata - rata 102,87%,ââÅ¡¬ jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp998 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri B (ASDF03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,30% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap I Tahun 2012 (PNBN01SBCN1) senilai Rp149 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,23%,ââÅ¡¬ papar I Made.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 21,00 pts 0,16% pada level 13406,00 per dollar Amerika.
Bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13381,00 hingga 13461,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariaisnya nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Selain rupiah, mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika adalah Baht Thailand (THB) dan Yen Jepang (JPY).
Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan diantaranya adalah Won Korea Selatan (KRW) ditangah tekanan politik yang dialami oleh Presiden Korea Selatan serta diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Peso Philippina (PHP).

