Volume Perdagangan SUN Diperdagangan Akhir Pekan Kemarin Tercatat Senilai Rp9,96 Triliun dari 41 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan (18/11) kemarin, masih cukup besar meskipun terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp9,96 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,45 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp931,23 miliar dari 61 kali transaksi di harga rata - rata 94,97% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp887,27 miliar dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 100,23%,ââÅ¡¬ ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Lebih lanjut I Made menuturkan, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp857,7 miliar dari 21 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp225,7 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BFIN03BCN1) senilai Rp195 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,05%.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika masih melanjutkan pelemahan, dimana pada perdagangan di akhir pekan melemah sebesar 55,00 pts (0,41%) pada level 13428,00 per dollar Amerika.
Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan di kisaran 13385,00 hingga 13443,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pelemahan mata uang regioanl terhadap dollar Amerika di tengah tren penguatan dollar Amerika terhadap mata uang global yang didorong oleh ekspektasi kebijakan yang akan diambil oleh presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupee India (INR).
Dengan pelemahan yang terjadi di akhir pekan kemarin maka mata uang regional dalam sepekan terakhir bergerak melemah dengan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) sebesar 3,53% diikuti oleh MYR sebesar 2,82% dan Peso Philippina (PHP) sebesar 1,67%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam sepekan telah mengalami pelemahan sebesar 1,04%.

