Kenaikan Imbal Hasil SUN Berdenominasi Dollar AS Diperdagangan Akhir Pekan Kemarin Berkisar Antara 5 - 18 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Kenaikan imbal hasil terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika di akhir pekan (18/11) kemarin, dimana kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 5 - 18 bps didorong oleh koreksi harga yang berkisar antara 5 - 220 bps yang didapati pada keseluruhan tenor di tengah kembali meningkatnya pesepsi resiko.

"Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 2,974% setelah mengalami koreksi harga sebesar 35 bps. Sementara itu, imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 18 bps di level 4,202% setelah mengalami koreksi harga sebesar 135 bps dan imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 12 bps di level 5,192% setelah mengalami koreksi harga sebesar 195 bps," papar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (21/11/2016).

Lebih lanjut dijelaskan, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin, kembali mengalami kenaikan didorong oleh spekulasi kenaikan suku bunga acuan setelah pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan dalam waktu dekat.

I Made menuturkan, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,348% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,304% begitu juga yang didapati pada surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama mengalami kenaikan di level 1,47% dari posisi sebelumnya di level 1,408%.

Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) sedikit mengalami penurunan di level 0,275% setelah sempat menyentuh level 0,300% pada perdagangan di akhir pekan.

Imbal hasil surat utang Jepang juga terlihat mengalami kenaikan di level 0,031% dari posisi penutupan sebelumnya di posisi 0,003%.

"Tren kenaikan imbal hasil surat utang global kami perkirakan akan berdampak terhadap koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. Koreksi harga juga masih akan dipengaruhi oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang pada perdagangan hari ini kami perkirakan akan kembali berpotensi mengalami pelemahan seiring dengan masih menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global," tandasnya.