ANALIS : Harga SUN di Pasar Sekunder Akan Kembali Mengalami Pelemahan
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan kembali mengalami pelemahan di tengah imbal hasil surat utang global yang masih cenderung bergerak naik sebagai respon spekulasi kenaikan suku bunga acuan (FFR) pada Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) di bulan Desember 2016.
Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menjelaskan, setelah mengalami kenaikan imbal hasil terimbas oleh Trump Effect, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali mengalami kenaikan didorong oleh spekulasi kenaikan suku bunga acuan setelah pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan dalam waktu dekat.
I Made menuturkan, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,348% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,304% begitu juga yang didapati pada surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama mengalami kenaikan di level 1,47% dari posisi sebelumnya di level 1,408%.
Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) sedikit mengalami penurunan di level 0,275% setelah sempat menyentuh level 0,300% pada perdagangan di akhir pekan. Imbal hasil surat utang Jepang juga terlihat mengalami kenaikan di level 0,031% dari posisi penutupan sebelumnya di posisi 0,003%.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Tren kenaikan imbal hasil surat utang global kami perkirakan akan berdampak terhadap koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. Koreksi harga juga masih akan dipengaruhi oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang pada perdagangan hari ini kami perkirakan akan kembali berpotensi mengalami pelemahan seiring dengan masih menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global,ââÅ¡¬ paparnya.
Sementara itu secara teknikal, sambung I Made, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan harga, dimana dalam jangka pendek hal tersebut dapat mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara. Namun demikian, beberapa seri Surat Utang Negara telah menunjukkan sinyal perubahan arah tren, terutama pada tenor panjang, dimana hal tersebut merupakan peluang yang cukup baik bagi investor untuk kembali melakukan akumulasi secara bertahap terlebih pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih berada pada area jenuh jual (oversold).
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder,ââÅ¡¬ jelas I Made.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang (Dana Pensiun, Asuransi Jiwa, Taspen dan BPJS TK) kami masih merekomendasikan beli secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang di tengah cukup menariknya tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dibandingkan dengan tingkat imbal hasil deposito perbankan. Bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, kami maish menyarankan strategi trading dengan pilihan pada Surat Utang Negara bertenor pendek seperti FR0048, FR0069, FR0053 dan FR0061,ââÅ¡¬ pungkasnya.

