Perubahan Tingkat Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Berkisar Antara 1 - 9 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 17 November 2016 kemarin, bergerak bervariasi dengan tenor panjang yang masih terlihat mengalami penurunan jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah cenderung mengalami kenaikan sementara itu pada tenor panjang terlihat mengalami penurunan.

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 9 bps didoorng oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 10 bps.

Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 5 - 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 20 tahun) yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 35 bps.

"Harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih terlihat cenderung mengalami kenaikan, terutama pada tenor di atas 10 tahun didorong oleh masih berlanjutnya aksi beli oleh investor di tengah cukup menariknya tingkat imbal hasil Surat Utang Negara," jelas I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Ditambahkan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun rata - rata masih menawarkan tingkat imbal hasil berkisar antara 7,65% - 8,53% dengan rata - rata sebesar 8,23% yang cukup menarik bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang seperti Dana Pensiun dan Asuransi Jiwa di tengah penurunan tingkat suku bunga deposito perbankan.

"Hanya saja kenaikan harga juga masih terbatas ditengah nilai tukar rupiah yang kembali mengalami pelemahan serta investor asing yang belum kembali aktif untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara. Bahkan, beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didorong aksi ambil untung oleh investor," terangnya.

Sementara itu, dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir kemarin, memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%.

Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespon meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan umum (Pemilu) di AS, di tengah stabilitas makroekonomi dalam negeri yang tetap terjaga sebagaimana tercermin pada inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan yang terkendali.

"Keputusan tersebut masih sesuai dengan ekspaktasi pelaku pasar sehingga dampaknya terhadap pasar surat utang relatif terbatas," ujarnya.

Secara keseluruhan, lanjut I Made, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 7,556% dan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 4 bps di level 8,217%.

Sementara itu, imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun relatif bergerak terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 7,711% dan 8,125%.