ANALIS : Harga SUN Hari Ini Cenderung Bergerak Bervariasi

foto : istimewa

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak bervariasi dengan potensi terjadinya koreksi setelah imbal hasil surat utang global yang kembali mengalami kenaikan merespon komentar dari Gubernur Bank Sentral Amerika.

Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik ke level 2,324% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,223% sebagai respon atas komentar Gubernur Bank Sentral Amerika, Janet Yellen, yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan dalam waktu dekat, sekaligus menambahkan bahwa kondisi akan cukup berbahaya apabila terlalu lama menunda untuk menerapkan kebijakan moneter ketat (tight monetary policy).

Pada perdagangan Kamis (17/11) kemarin, imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan di level 1,418% dari posisi sebelumnya di level 1,381%.

Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) terlihat mengalami penurunan terbatas di level 0,292% setelah sempat turun hingga level 0,278% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,296%.

"Sementara itu kami melihat bahwa keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% sudah cukup tepat guna mengantisipasi ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pelaksanaan pemilihan umum maupun jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada bulan Desember 2016," terang I Made kepada Pasardana.id, Jumat (18/11/2016).

Sedangkan secara teknikal, lanjut dia, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan harga dengan kondisi telah meninggalkan area jenuh jual (oversold). Selain itu, beberapa seri Surat Utang Negara telah menjauhi level support menunjukkan meredanya tekanan jual oleh investor yang saat ini justru mulai kembali melakukan akumulasi pembelian. Dalam jangka pendek, peluang koreksi harga masih terbuka di tengah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

"Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara dengan strategi trading bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek memanfaatkan harga Surat Utang Negara yang begerak berfluktuasi," jelasnya.

"Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang seperti Dana Pensiun, Asuransi Jiwa tingkat imbal hasil dari Surat Utang Negara yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi secara bertahap dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun. Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa di saat investor asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara, investor asuransi dan dana pensiun cukup aktif melakukan pembelian Surat Berharga Negara selain kelompok investor perbankan," pungkas I Made.