Perubahan Tingkat Imbal Hasil SUN pada Perdagangan Kemarin Berkisar Antara 1 - 25 Bps
Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (16/11/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan bahwa imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 15 November kemarin, bergerak bervariasi di tengah meredanya tekanan jual oleh investor serta nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang menunjukkan penguatan dan data neraca perdagangan di bulan Oktober yang lebih baik dari perkiraan.
Dijelaskan, perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 25 bps dengan rata - rata masih menunjukkan kenaikan sebesar 4 bps dimana kenaikan imbal hasil masih didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 13 - 25 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 - 55 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 2 - 11 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 10 - 50 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi pada kisaran 2 - 8 bps dengan kecenderungan mengalami penurunan yang masih terbatas dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 70 bps.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Perubahan harga Surat Utang Negara yang bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh aksi beli selektif oleh investor terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar pada eberapa perdagangan sebelumnya,ââÅ¡¬ jelas I Made.
Menurutnya, dengan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi dibandingkan suku bunga deposito perbankan, beberapa investor telah kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh membaiknya persepsi resiko yang yang tercermin pada penurunan angka CDS serta meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika,ââÅ¡¬ ujar dia.
Selain itu, lanjut I Made, kenaikan harga Surat Utang Negara juga turut didukung oleh data neraca perdagangan di bulan Oktober 2016 yang lebih baik dari perkiraan.
Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Oktober 2016 terjadi surplus neraca perdagangan senilai US$1,207 miliar yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$12,68 miliar dan nilai impor yang sebesar US$11,47 miliar. Surplus neraca perdagangan tersebut melebihi perkiraan analis yang sebesar US$1,011 miliar. Dengan surplus di bulan Oktober 2016, maka sepanjang tahun 2016 terjadi surplus neraca perdagangan senilai US$6,92 miliar.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Hanya saja beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami koreksi harga setelah pelaku pasar melakukan penjualan Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang sempat mengalami kenaikan di saat tenor menengah dan panjang mengalami koreksi harga,ââÅ¡¬ imbuhnya.
Namun demikian, sambung dia, selisih harga beli (bid price) dan harga jual (ask price) pada perdagangan kemarin yang cukup lebar mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih berhati - hati dalam melakukan transaksi di pasar sekunder.
Secara keseluruhan, I Made menilai, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun sebesar 4 bps di level 7,843%; tenor 15 tahun sebesar 9 bps di level 8,217% dan tenor 20 tahun sebesar 3 bps di level 8,345%. Adapun seri acuan dengan tenor 5 tahun tingkat imbal hasilnya masih mengalami kenaikan, sebesar 2 bps di level 7,645.

