Volume Perdagangan SUN pada Perdagangan Kemarin Tercatat Rp15,66 Triliun
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Senin (14/11/2016) kemarin, tercatat senilai Rp15,66 triliun, atau mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp9 triliun.
"Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,719 triliun dari 52 kali transaksi, diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp2,717 triliun dari 69 kali transaksi," ungkap analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Sementara itu, lanjut I Made, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,049 triliun dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
"Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016 (SIAISA02) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,22% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I Bank Sulselbar Tahap I Tahun 2016 (BSSB01CN1) senilai Rp250 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%," terang I Made.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 8,00 pts (0,06%) dilevel 13375,00 per dollar Amerika.
Bergerak pada rentang perubahan yang cukup lebar pada kisaran 13301,00 hingga 13585,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah sempat mengalami lonjakan pelemahan di awl sesi perdagangan namun cenderung stabil pada pertengahan hingga akhir perdagangan setelah Bank Indonesia kembali masuk untuk melakukan intervensi di pasar valas.
Nilai tukar mata uang regional pada perdagangan kemarin bergerak dengan mengalami pelemahan seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global di tengah spekulasi kebijakan ekonomi presiden terpilih Donald Trump akan mendorong laju inflasi yang lebih cepat di Amerika Serikat. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Won Korea Selatan (KRW).
Dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional yang terjadi dalam sepekan terakhir, maka mata uang JPY telah melamh sebesar 3,22%; mata uang MYR melemah sebesar 2,76% dan mata uang KRW melemah sebesar 2,45%.
Adapun mata uang rupiah dalam sepekan telah melemah sebesar 2,07% terhadap dollar Amerika.

