ANALIS : Indeks Hari Ini Cederung Melemah
Pasardana.id - Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melemah seiring sentiment negatif dari luar negeri, dimana EIDO mengalami pelemahan -4.46%.
"Tetapi pelemahan IHSG akan tertopang oleh data positif neraca pembayaran Indonesia (NPI). Indeks diperkirakan akan bergerak pada range harga 5,160 ââÅ¡¬“ 5,270," jelas Putu kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Dijelaskan, Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal ketiga tahun ini sebesar US$ 5,7 miliar. Angka tersebut meningkat 159% dibandingkan kuartal II 2016 yang tercatat sebesar US$ 2,2 miliar. Sedangkan pada kuartal III 2015 masih tercatat sebesar US$ 4,6 miliar.
Perbaikan dipengaruhi oleh dana repatriasi dari Tax Amnesty dan perekonomian domestik juga iklim investasi yang membaik, hal tersebut tercermin dari peningkatan kemudahan dalam berinvestasi alias ease of doing business (EoDB) Indonesia ke posisi 91 pada tahun ini.
Adapun peningkatan neraca pembayaran Indonesia (NPI) dipengaruhi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang sebesar US$ 9,4 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. Sementara nilainya di kuartal kedua 2016 dan ketiga 2015 masing-masing US$ 7,5 miliar dan US$ 184 juta.
Sementara itu, lanjut Putu, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) tercatat sebesar US$ 5,2 miliar, meningkat sebesar 73.33% QoQ dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 3 miliar, dan meningkat sebesar 188.9% YoY dari kuartal III 2015 yang tercatat sebesar US$ 1.8 miliar.
BI mencatat investasi lainnya pada kuartal ketiga tahun ini defisit US$ 2,3 miliar, lebih baik dibanding defisit pada kuartal kedua 2016, yaitu defisit US$ 3,7 miliar. Sementara pada kuartal ketiga 2015, investasi lainnya tercatat surplus US$ 0,3 miliar. Investasi portofolio di kuartal ketiga yang sebesar US$ 6,5 miliar, lebih rendah dibanding kuartal kedua 2016 yang sebesar US$ 8,3 miliar.
Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal ketiga 2016 sebesar US$ 4,5 miliar atau 1,83% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 5 miliar atau 2,2% dari PDB, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal ketiga 2015 yang sebesar US$ 3,95 miliar atau 1,81% PDB. Cadangan devisa (cadev) kuartal ketiga 2016 mencapai US$ 5,9 miliar. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari cadangan devisa pada kuartal kedua yang sebesar US$ 2,3 miliar.
"Dari rilis data diatas dapat kita ketahui bahwa capital inflow yang terjadi di Indonesia sudah mulai menyasar pada investasi langsung, bukan hanya investasi portofolio, dan penarikan hasil dividend cenderung menurun karena investor masih yakin terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga mereinvestasikan kembali hasil dari dividend di Indonesia," tandasnya.

