ANALIS : Harga SUN Masih Berpotensi Turun
Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini diperkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi untuk megalami penurunan di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang global serta masih besarnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Menurut analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin, mengalami kenaikan dimana imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 0,322% naik dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,272%.
Begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris yang ditutup naik pada level 1,367% dari posisi sebelumnya di level 1,340%. Adapun pasar surat utang Amerika pada akhir pekan kemarin tutup dalam rangka hari libur nasional.
"Negara berkembang masih berpeluang mengalami tekanan pada nilai tukar terhadap dollar Amerika, apabila kebijakan ekonomi yang disampaikan oleh presiden terpilih Donald Trump akan direalisasikan. Kebijakan proteksi dagang (protection trade policies) akan menyebabkan mitra dagang Amerika Serikat akan mengalami penurunan nilai ekspor ke Amerika Serikat yang akan berdampak terhadap nilai tukar mata uang terhadap dollar Amerika," papar I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Selain itu, sambung dia, ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika pada akhir tahun nanti juga masih berpotensi memberikan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk pada nilai tukar rupiah.
"Kondisi tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dimana sebaian besar Surat Utang Negara dimiliki oleh investor asing (38,42%) yang sensitif terhadap stabilitas mata uang rupiah terhadap dollar Amerika," terangnya.
Adapun secara teknikal, menurut I Made, harga Surat Utang Negara memasuki area jenuh jual (oversold) setelah koreksi harga yang cukup besar di akhir pekan kemarin. Hal tersebut secara teknikal membuka peluang terjadinya kenaikan harga didorong oleh aksi beli investor yang memanfaatkan koreksi harga untuk melakukan akumulasi di tengah tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup tinggi.
"Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder," ujarnya.
"Bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek kami masih menyarankan strategi trading jangka pendek di tengah fluktuasi harga Surat Utang Negara dengan pilihan untuk menggeser tenor panjang ke tenor pendek. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat memanfaatkan koreksi harga yang terjadi untuk melakukan pembelian secara bertahap. TIngkat imbal hasil dari Surat Utang Negara untuk saat ini cukup menarik ditengah penurunan suku bunga deposito perbankan," tandas dia.

